Inilah yang Terjadi ketika Tubuh Mengalami Hipotermia, Simak Penyebab dan Cara Mengatasinya

Senin 03 Mar 2025, 15:21 WIB
Ilustrasi seseorang mengalami hipotermia. (Sumber: PxHere)

Ilustrasi seseorang mengalami hipotermia. (Sumber: PxHere)

POSKOTA.CO.ID – Hipotermia adalah kondisi medis berbahaya yang terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah batas normal, yakni 37°C (98,6°F).

Sementara itu, dalam bukunya berjudul Hypothermia (2025), Hieu Duong dan Gaurav Patel mendefinisikan hipotermia sebagai kondisi tubuh yang berada di bawah temperatur 35 derajat celcius.

Hal ini terjadi karena tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada kemampuannya untuk memproduksi panas.

"Hipotermia memengaruhi semua sistem organ," tulis Hieu Duong dan Gaurav Patel. Akibatnya, organ-organ vital bisa mengalami kegagalan fungsi, yang dalam kasus ekstrem dapat menyebabkan kematian.

Baca Juga: Sal Priadi Khawatir dengan Kondisi Fiersa Besari atas Insiden Puncak Cartensz

Penyebab dan Faktor Risiko

Banyak orang mengira hipotermia hanya dialami oleh korban kapal tenggelam atau petualang di pegunungan bersalju.

"Kondisi ini umum terjadi di daerah geografis yang dingin dan selama bulan-bulan yang lebih dingin, meskipun juga dapat terjadi di lokasi dengan iklim yang lebih sejuk," lanjut Hieu Duong dan Gaurav Patel.

Faktanya, kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, terutama di daerah dengan suhu rendah atau dalam situasi tertentu seperti:

  • Paparan udara dingin yang lama tanpa pakaian yang cukup hangat.
  • Pakaian basah yang mempercepat kehilangan panas tubuh.
  • Angin kencang yang memperparah efek dingin pada kulit.
  • Kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia, lebih mudah mengalami hipotermia.

Baca Juga: Fiersa Besari Minta Netizen untuk Tidak Berkomentar Nyinyir soal Insiden Puncak Cartensz

Bagaimana Tubuh Bereaksi terhadap Hipotermia?

Ketika suhu tubuh mulai menurun, sistem tubuh akan memberikan respons untuk mempertahankan panas. Pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid dan adrenal untuk meningkatkan metabolisme, detak jantung, dan tekanan darah.

"Menggigil juga meningkatkan produksi panas, meningkatkan metabolisme 2 hingga 5 kali lipat dari BMR dasar," kata Hieu Duong dan Gaurav Patel.


Berita Terkait


News Update