POSKOTA.CO.ID - Hari ini, Kamis 4 September 2025, pasar saham Indonesia kembali menjadi sorotan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 6.900, terkoreksi sekitar 0,5% dibanding penutupan kemarin.
Investor menanti arah pasar dengan cermat, dipengaruhi kombinasi faktor domestik dan global mulai dari inflasi, kebijakan moneter, hingga kinerja emiten besar.
Artikel ini mengulas dinamika IHSG terkini, rekomendasi saham potensial, serta strategi menghadapi volatilitas pasar.
IHSG Hari Ini: Sentimen Hati-Hati Warnai Perdagangan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah barometer utama kesehatan pasar modal Indonesia. Dibuka di level 6.900, IHSG hari ini mencatat penurunan 0,5% dibanding penutupan kemarin.
Perdagangan sejak pagi sudah menunjukkan volatilitas cukup tajam, tanda bahwa investor masih mencermati sejumlah data ekonomi dan dinamika global.
Secara teknikal, pelemahan ini tidak terlepas dari aksi ambil untung setelah reli IHSG pekan lalu. Namun dari sisi fundamental, pasar juga tertekan oleh ekspektasi inflasi domestik yang lebih tinggi dari perkiraan.
Bagi investor ritel, angka ini seringkali terasa abstrak. Namun dalam perspektif manusiawi, penurunan IHSG merefleksikan psikologi pasar: ketakutan akan ketidakpastian.
Sama seperti seorang pedagang di pasar tradisional yang waspada ketika harga bahan pokok naik, investor di bursa juga menahan diri sebelum mengambil langkah besar.
Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
1. Kondisi Ekonomi Makro
Stabilitas ekonomi Indonesia masih relatif terjaga, dengan proyeksi pertumbuhan di kisaran 5% tahun 2025. Namun inflasi yang meningkat menjadi tantangan. Jika Bank Indonesia merespons dengan pengetatan kebijakan moneter, likuiditas di pasar modal bisa tertekan.
Investor perlu mewaspadai rilis data inflasi Agustus 2025. Apabila angka inflasi melampaui ekspektasi, bukan tidak mungkin IHSG mengalami tekanan lebih lanjut.