POSKOTA.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini terkait meningkatnya potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
Peringatan ini mencakup hujan lebat, angin kencang, kilat, serta banjir pesisir (rob) yang dinilai berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat dan memicu bencana hidrometeorologi.
Hingga 24 November 2025, BMKG menetapkan sedikitnya 17 provinsi dalam status waspada dan siaga akibat peningkatan aktivitas cuaca ekstrem.
Pusat peringatan dini cuaca menyebutkan bahwa pola awan konvektif yang membesar secara cepat menjadi indikasi potensi hujan lebat dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: 330 Ribu Kasus Kekerasan, Komnas Perempuan Singgung Pelaku dari Aparat Negara
Di wilayah DKI Jakarta, prakiraan menunjukkan perubahan kondisi cuaca dari berawan pada pagi hari menjadi hujan sedang hingga lebat pada siang hingga malam.
Intensitas hujan diperkirakan meningkat secara bertahap seiring penguatan dinamika atmosfer regional.
Wilayah dengan Potensi Bahaya Tertinggi
Sejumlah daerah terpantau berada dalam kategori rawan cuaca ekstrem, di antaranya:
- Aceh dan wilayah barat Sumatra: berpotensi mengalami hujan lebat hingga sangat lebat.
- Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua Barat: berisiko mengalami hujan intensitas tinggi yang disertai petir.
- Wilayah pesisir utara Jawa dan beberapa kota besar di Indonesia timur: berpotensi mengalami banjir rob akibat fase pasang maksimum yang bertepatan dengan cuaca buruk.
BMKG menegaskan bahwa kombinasi antara hujan deras dan angin kencang dapat menimbulkan dampak lanjutan seperti pohon tumbang, penurunan jarak pandang, dan gangguan transportasi.
Baca Juga: Hari Guru Nasional 25 November 2025 Apakah Libur? Cek Daftar Tanggal Merah Akhir Tahun
Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem
BMKG menjelaskan bahwa kondisi cuaca ekstrem saat ini disebabkan oleh beberapa faktor atmosfer, termasuk:
- Peralihan menuju puncak musim hujan, yang secara alami meningkatkan pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah.
- Aktivitas bibit siklon tropis di perairan sekitar Indonesia timur dan utara yang memicu konsentrasi awan konvektif.
- Pemanasan suhu permukaan laut, yang memperkuat proses penguapan dan mendukung pembentukan hujan intens.
- Pola angin monsun, yang membawa massa udara basah dari wilayah samudra menuju daratan Indonesia.
