Latif mengaku, sebelum kejadian, putranya sempat berpamitan ke banyak orang. “Dia bilang takut kalau-kalau pergi jauh. Itu katanya,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca Juga: Sopir Angkot Tewas Mendadak di Setiabudi, Sempat Kejang Sebelum Meninggal
Sejak kejadian itu, keluarga tak lagi tinggal di rumah lama karena kenangan yang menyakitkan. “Saya kalau lihat kamarnya pasti nangis terus. Dulu rumah ini cuma pakai pagar papan. Dan ini kamar anak saya. Saya enggak kuat kalau harus mengingatnya lagi,” ujarnya lirih.
Ia sempat mencoba mengadu ke Pemkot Bekasi namun gagal karena alasan prosedur.
“Saya sudah pernah ke Pemkot, tapi saya ditolak. Ini pas zaman Pak Rahmat Efendi masih menjabat. Katanya harus bikin janji dulu. Ya sudah, akhirnya saya pulang. Merasa udah enggak ada yang bantu. Lemah kemauan saya sekarang,” keluhnya.
Meski keluarga memintanya untuk mengikhlaskan, Latif berharap keadilan tetap bisa ditegakkan. (cr-3)