BEKASI SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Daeng Andi Latif, 67 tahun, seorang sopir angkot warga Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Selatan, telah kehabisan cara mencari keadilan atas kematian anaknya yang ditemukan tewas pada 2009.
Setelah belasan tahun berjuang sendiri dan tak kunjung mendapatkan titik terang, kini Daeng memohon kepada Wali Kota Bekasi Tri Adhianto membantu percepatan penuntasan kasus tersebut.
“Saya mohon bantuan kepada Bapak Wali Kota Bekasi, Pak Tri Adhianto, untuk bisa melanjutkan dan menyelesaikan masalah ini ke pihak kepolisian. Sampai sekarang kasusnya belum jelas. Anak saya ini dibunuh, bukan tenggelam,” kata Daeng saat ditemui Poskota, Selasa, 15 Juli 2025.
Sejak anaknya ditemukan meninggal di pinggiran Kali Bekasi, tepat di belakang RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid pada 16 November 2009, Latif telah berulang kali meminta keadilan ke sejumlah lembaga, mulai polisi, DPRD, hingga kantor DPP Gerindra. Namun, semua upayanya tidak membuahkan hasil.
Baca Juga: Pemkot Bekasi Salurkan BLT DBHCHT, Tri Adhianto Tekankan Bantuan Harus Tepat Sasaran
"Waktu saya tanya ke Polsek Bekasi Selatan, katanya datanya sudah tidak ada. Padahal zaman sekarang semuanya sudah komputerisasi, kok bisa hilang. Tiga bulan pertama saya bolak-balik ke polres, saya cuma orang kecil yang ingin mendapatkan keadilan," ujarnya.
Selama tiga bulan awal pascakejadian, ia mengaku bolak-balik ke Polsek dan Polres untuk mengikuti proses BAP. Namun, tak ada lagi tindak lanjut setelah 2015, sehingga membuat Latif dan keluarganya kecewa dan merasa putus asa.
Latif menuturkan, jasad anaknya ditemukan dalam keadaan mengenakan pakaian lengkap, tetapi tubuhnya penuh luka lebam dan wajah diduga dipukul benda keras. Hal ini yang membuatnya yakin bahwa sang anak bukan tewas tenggelam, tetapi korban pembunuhan.
"Pas saya lihat jenazah anak saya di ruang jenazah RSUD Bekasi, badan dan mukanya penuh lebam. Tapi pihak polisi hanya bilang tenggelam. Saya yakin ini bukan kecelakaan biasa," ucap dia.
Baca Juga: Dulu Terlilit Utang, Kini PT Migas Kota Bekasi Raup Laba
Sebelum hari kejadian, anaknya juga sempat menunjukkan gelagat aneh. Ia mengembalikan motor ke rumah dan beralasan takut tak bisa pulang, bahkan sempat minta maaf kepada semua keluarga dan temannya.