Cerita Korban Penipuan Jual Beli Kontrakan, Kehilangan Rp80 Juta setelah Terbuai Janji Manis Pelaku

Minggu 13 Jul 2025, 20:36 WIB
Sumardi, warga Pulo Gadung, Jakarta Timur menjadi salah satu korban penipuan jual beli kontrakan yang dilakukan sindikat di Bekasi Barat. Minggu, 13 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Sumardi, warga Pulo Gadung, Jakarta Timur menjadi salah satu korban penipuan jual beli kontrakan yang dilakukan sindikat di Bekasi Barat. Minggu, 13 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI BARAT, POSKOTA.CO.ID - Sumardi, 60 tahun, warga Pulo Gadung, Jakarta Timur menjadi salah satu korban penipuan jual beli kontrakan yang dilakukan sindikat di Jalan Nurul Iman Nomor 89, RT 04/RW 11, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Total kerugian yang dialaminya mencapai Rp80 juta. Ia hanya mendapat janji manis, dan rumah yang sudah ia bayar lunas itu justru dibongkar tanpa ada penjelasan apapun.

“Pertama saya lihat iklan di Facebook Marketplace. Saya tertarik karena rumahnya bagus, lokasinya juga strategis. Saya langsung komunikasi dengan seseorang bernama Yurike,” kata Sumardi saat ditemui Poskota, Minggu, 13 Juli 2025.

Melalui Yurike, Sumardi dipertemukan dengan seorang perempuan bernama Karsih yang mengaku sebagai pemilik kontrakan. Rumah itu disebut masih bersertifikat girik dan akan diurus suratnya sebelum pelunasan. Dari situ, Sumardi diminta melakukan pembayaran secara bertahap.

“Awalnya mereka buka harga Rp110 juta, saya tawar jadi Rp100 juta. Langsung saya DP Rp50 juta. Setelah itu minta lagi Rp20 juta, terus minta lagi Rp10 juta. Totalnya Rp80 juta. Katanya sisanya dilunasi setelah surat-surat selesai,” jelasnya.

Baca Juga: Puluhan Orang Jadi Korban Penipuan Modus Jual Beli Kontrakan di Bekasi, Kerugian Capai Rp5 Miliar

Namun, sejak 2022 surat yang dijanjikan tak kunjung selesai. Sumardi dijanjikan uang akan dikembalikan mulai dari Agustus 2022, lalu Desember 2022, hingga setelah Lebaran Haji 2023. Tapi semua janji itu hanya omong kosong.

“Setelah duitnya nggak kembali, saya datang ke lokasi. Saya kaget, kok rumah yang katanya milik saya malah sudah dibongkar. Di situ saya ketemu korban lain, ternyata banyak yang beli rumah yang sama,” katanya.

Saat proses transaksi, Sumardi mengaku hanya mendapatkan kuitansi pembayaran, fotokopi girik, dan fotokopi PBB. Ia bahkan sempat bertemu dengan suami, anak, dan adik pelaku saat menyerahkan uang.

“Saya nggak dikasih surat aslinya. Katanya nanti pas pelunasan. Tapi ya sampai sekarang nggak ada kejelasan. Saya tunggu-tunggu, malah rumah saya dibongkar,” tambahnya kecewa.

Baca Juga: BKN Tegaskan Jadwal Resmi Pendaftaran CPNS 2025 Belum Keluar, Waspada Penipuan! Ini Penjelasan Lengkapnya

Sumardi menduga uang yang dia berikan sudah habis digunakan untuk keperluan pribadi pelaku. Ia juga sempat dijanjikan rumah akan dijual kembali dan hasilnya akan dikembalikan kepadanya. Namun janji itu juga tak pernah ditepati.

“Terakhir saya komunikasi itu Maret lalu. Sekarang ditelepon sudah nggak diangkat. Saya waktu itu juga sempat sakit, habis operasi, jadi nggak bisa langsung ke lokasi,” ucapnya.

Sumardi akhirnya memutuskan menempuh jalur hukum dan melapor ke polisi bersama korban lainnya. Ia berharap aparat segera menangkap para pelaku agar korban lain tak terus bertambah.

“Ya kita jalur hukum aja. Mudah-mudahan pelakunya cepat ketangkap. Kasihan yang lain, sudah banyak banget korbannya,” ungkapnya. (CR-3)


Berita Terkait


News Update