PPG 2025 Dorong Guru Adaptif, TaRL Jadi Solusi Pembelajaran Sesuai Kemampuan Siswa

Senin 18 Agu 2025, 18:50 WIB
PPG 2025 dorong guru untuk adaptif (Sumber: Istimewa)

PPG 2025 dorong guru untuk adaptif (Sumber: Istimewa)

POSKOTA.CO.ID - Bagi para guru yang mengikuti Program PPG Guru 2025, menulis refleksi di akhir setiap modul merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

Pada Modul 3 Topik 1, fokus pembahasan adalah pendekatan Teaching at the Right Level (TaRL), yang menekankan pentingnya menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan aktual siswa, bukan hanya berdasarkan tingkat kelas.

Pendekatan ini mendorong guru untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan, inklusif, dan adil bagi semua peserta didik.

Dalam tugas refleksi, peserta diminta menjawab pertanyaan: “Sebelum melanjutkan ke Topik IV, renungkan apa yang telah Bapak/Ibu pelajari pada Topik III.

Baca Juga: Kabar Gembira! Pendaftaran PPG Guru Tahap 2 Diperpanjang hingga Akhir Agustus 2025, Cek Jadwal dan Panduan Lengkapnya

Bagaimana inspirasi yang diperoleh setelah mempelajari materi ini?”

Berikut adalah lima contoh jawaban reflektif yang dapat menjadi panduan dalam menyusun jurnal refleksi:

Contoh 1

Saat menerapkan TaRL dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila di kelas VI, saya menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Prinsip utama TaRL adalah memastikan setiap siswa belajar sesuai kemampuannya agar dapat memahami materi secara mendalam.

Awalnya, saya melakukan asesmen sederhana untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang sila-sila Pancasila dan penerapannya.

Hasilnya menunjukkan variasi pemahaman yang signifikan beberapa siswa sudah menguasai materi, sementara yang lain masih kesulitan memahami dasar-dasarnya.

Berdasarkan temuan ini, saya membagi siswa ke dalam kelompok sesuai tingkat pemahaman mereka.

Kelompok pertama fokus pada pemahaman dasar sila-sila, sedangkan kelompok lain menganalisis penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Dengan pendekatan ini, siswa tampak lebih percaya diri, aktif, dan bersemangat.

Saya juga menggunakan metode diskusi, simulasi, dan presentasi untuk memperkaya pemahaman mereka.

Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa TaRL membantu guru mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan memberikan intervensi yang tepat.

Hasilnya terlihat dari peningkatan partisipasi dan pemahaman siswa, serta kemampuan saya dalam menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih inklusif.

Contoh 2

Pendekatan TaRL memberikan inspirasi besar bagi saya sebagai pendidik. Intinya, pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, bukan hanya berdasarkan jenjang kelas.

Dengan cara ini, setiap siswa memperoleh hak belajar yang setara dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Melalui materi ini, saya menyadari pentingnya asesmen awal untuk mengenali karakteristik, potensi, dan tantangan siswa. Hasil asesmen menjadi dasar dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.

Selain itu, TaRL mengingatkan saya bahwa literasi dan numerasi harus menjadi fokus utama, karena kedua kompetensi ini menjadi landasan bagi siswa untuk melanjutkan ke tahap belajar berikutnya.

Contoh 3

TaRL mengajarkan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi nyata siswa, bukan hanya mengikuti kurikulum berdasarkan jenjang kelas. Pendekatan ini memastikan setiap siswa mendapat kesempatan belajar yang adil.

Dalam praktiknya, asesmen awal memegang peran krusial. Melalui asesmen, saya dapat mengidentifikasi kebutuhan dan kesulitan siswa, sehingga pembelajaran dapat dirancang dengan lebih terarah.

Pendekatan ini juga menegaskan pentingnya literasi dan numerasi sebagai fondasi belajar.

Dengan memberikan waktu yang cukup untuk menguasai kedua keterampilan ini, siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Baca Juga: Cek Info Retaker PPG Guru Tertentu 2025 dan Jadwal Ujian Ulang, Ini Tanggal Pengumuman UKPPPG Tahap 1

Contoh 4

Topik ini mengajarkan bahwa perancangan pembelajaran harus didasarkan pada kemampuan siswa. Salah satu strateginya adalah TaRL, yang berfokus pada pembelajaran sesuai tingkat pemahaman siswa.

Prosesnya dimulai dari perumusan tujuan dan asesmen, pelaksanaan asesmen awal, penyesuaian rencana pembelajaran, implementasi, hingga evaluasi akhir.

Selain itu, saya mempelajari pentingnya asesmen diagnostik untuk memetakan kompetensi, kelebihan, dan kelemahan siswa. Hasil asesmen ini digunakan untuk menyusun strategi pembelajaran yang lebih tepat.

Inspirasi yang saya dapatkan adalah betapa pentingnya asesmen awal dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif.

Dengan pendekatan ini, saya dapat memilih strategi yang paling sesuai untuk mendukung perkembangan siswa.

Contoh 5

TaRL menekankan bahwa setiap siswa berhak mendapatkan pembelajaran sesuai kemampuannya.

Dari topik ini, saya menyadari bahwa pembelajaran yang personal membantu siswa mencapai tujuan belajarnya.

Selain itu, asesmen awal menjadi kunci dalam memahami kebutuhan dan karakteristik siswa. Dengan informasi ini, saya dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan memberikan pendampingan yang sesuai.

Dari kelima contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari cerita reflektif Modul 3 Topik 1 PPG 2025 adalah penerapan prinsip TaRL: menyesuaikan pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa agar mereka dapat berkembang secara optimal.

Refleksi ini bukan sekadar tugas, melainkan bekal berharga bagi guru untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.


Berita Terkait


News Update