Hasilnya menunjukkan variasi pemahaman yang signifikan beberapa siswa sudah menguasai materi, sementara yang lain masih kesulitan memahami dasar-dasarnya.
Berdasarkan temuan ini, saya membagi siswa ke dalam kelompok sesuai tingkat pemahaman mereka.
Kelompok pertama fokus pada pemahaman dasar sila-sila, sedangkan kelompok lain menganalisis penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan nyata. Dengan pendekatan ini, siswa tampak lebih percaya diri, aktif, dan bersemangat.
Saya juga menggunakan metode diskusi, simulasi, dan presentasi untuk memperkaya pemahaman mereka.
Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa TaRL membantu guru mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan memberikan intervensi yang tepat.
Hasilnya terlihat dari peningkatan partisipasi dan pemahaman siswa, serta kemampuan saya dalam menyesuaikan strategi pembelajaran agar lebih inklusif.
Contoh 2
Pendekatan TaRL memberikan inspirasi besar bagi saya sebagai pendidik. Intinya, pembelajaran harus disesuaikan dengan kemampuan siswa, bukan hanya berdasarkan jenjang kelas.
Dengan cara ini, setiap siswa memperoleh hak belajar yang setara dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui materi ini, saya menyadari pentingnya asesmen awal untuk mengenali karakteristik, potensi, dan tantangan siswa. Hasil asesmen menjadi dasar dalam merancang strategi pembelajaran yang lebih efektif.
Selain itu, TaRL mengingatkan saya bahwa literasi dan numerasi harus menjadi fokus utama, karena kedua kompetensi ini menjadi landasan bagi siswa untuk melanjutkan ke tahap belajar berikutnya.
Contoh 3