Obrolan Warteg: Tangis Bahagia Sang Bunda

Selasa 01 Jul 2025, 07:31 WIB
Dua pria tengah berbincang santai di warteg sambil menikmati hidangan, ditemani ibu warteg yang turut menyimak. Salah satu dari mereka menegaskan pentingnya edukasi sejak dini. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

Dua pria tengah berbincang santai di warteg sambil menikmati hidangan, ditemani ibu warteg yang turut menyimak. Salah satu dari mereka menegaskan pentingnya edukasi sejak dini. (Sumber: Poskota/Arif Setiadi)

POSKOTA.CO.ID - Air mata menetes, isak tangis pun pecah. Ini bukan tangis duka, tetapi tangis bahagia sang bunda, sesaat setelah putra – putrinya yang menyerahkan setangkai bunga tanda cinta dan penghormatan kepada orangtuanya.

“Jangan menangis bunda, aku sayang bunda,” ujar seorang anak sambil menyeka air mata bundanya. Tetesan air mata bukan mereda, tapi pelukan kian erat begitu terlihat.

Itulah sisi lain dari acara tasyakuran akhir jenjang dan pentas seni KB TK Al Insanul Kamil (Inka) tahun ajaran 2024-2025, di Kota Bekasi, Sabtu, 28 Juni 2025.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Kota Global Yang Berbudaya

Sederhana, ceria dan bahagia. Penuh kreasi dan inovasi dengan senantiasa membangun kolaborasi antara guru, siswa dan orang tua , tak terkecuali segenap pengurus Yayasan Inka yang diketuai Nurkomaruddin, dalam memajukan dunia pendidikan untuk mencetak kader bangsa yang cerdas berkualitas, dan berintegritas.

“Itu pula pesan yang tersirat dari serangkaian acara yang memadukan penampilan guru, siswa, dan orangtua sebagai bentuk kolaborasi membangun dunia pendidikan yang tangguh,” urai mas Bro mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, bung Heri dan bang Yudi.

“Bicaranya lancar, sepertinya ikut hadir dalam acara dimaksud?,” kata Yudi.

“Ya, dapat  undangan dari Bu Rini Ismail, kepsek TK Inka,” jawab mas Bro.

“Memang masih ada anaknya yang sekolah TK? Bukannya...,” celetuk Heri.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Kehidupan Direksi BUMN Jadi Sorotan

“Ssstt.. jangan dilanjutkan, kita kembali saja ke topik semula, dunia pendidikan,” kata mas Bro.

“Okelah kalau begitu, tapi, BTW soal kasih sayang bunda menarik juga untuk diobrolin,” kata Yudi.

“Wah, pakai bahasa Inggris segala, by the way (BTW), bilang saja ngomong – ngomong,”  kata Heri.

“Sesekali bahasa asing nggak apa. Yang penting jangan salah kaprah, bener ora lumrah. Gunakan sesuai tempat dan porsinya,” kata Yudi.

“Setuju. Terlebih di dunia pendidikan harus mampu merespons perkembangan dunia, termasuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang membuat dunia seolah dalam genggaman tangan,” kata mas Bro.

Baca Juga: Obrolan Warteg: Mati Suri, Dibubarkan

‘Kita tak bisa menampik arus globalisasi, jika tak ingin tergilas zaman.Namun, tak harus melahap semua budaya asing, perlu memilih dan memilah sesuai adat dan budaya kita. Selaras dengan norma hukum, agama dan sosial negeri kita. Itulah perlunya edukasi sejak dini, sejak KB dan TK,” kata Heri.

“Kian dibutuhkan keteladanan dalam mengedukasi soal etika dan moral. Tak cukup dengan kata penuh retorika,tanpa aksi nyata .Terlebih generasi sekarang lebih menghargai keteladanan, ketimbang pernyataan,” jelas mas Bro. (Joko Lestari) 


Berita Terkait


News Update