Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Jakarta Tinggi, Ini Lima Faktor Pemicunya

Minggu 23 Nov 2025, 14:40 WIB
Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan dan anak. (Sumber: Istimewa)

Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan dan anak. (Sumber: Istimewa)

‎‎"Ini berdampak pada kekerasan emosional atau fisik, di mana anak mencari pelarian di luar rumah yang justru berisiko," kata Chico.

‎Chico mengungkapkan, gadget dan media sosial juga menjadi faktor baru yang menyumbang perilaku kekerasan, terutama di kalangan remaja.

‎‎"Di Jakarta, urbanisasi membuat anak lebih bergantung gadget, yang kadang picu bullying online berujung fisik," ungkap Chico.

‎‎Kondisi lingkungan sekitar, dikata Chico, turut menjadi pemicu terjadinya kekerasan.

‎‎"Seperti tetangga tak peduli atau ketimpangan relasi kuasa di sekolah atau komunitas, memudahkan kekerasan. Urbanisasi cepat di Jakarta juga isolasi korban, kurangi dukungan sosial," ujarnya.

Baca Juga: 330 Ribu Kasus Kekerasan, Komnas Perempuan Singgung Pelaku dari Aparat Negara

‎‎Chico menyebut, praktik pernikahan usia dini, terutama bagi perempuan muda, menjadi pemicu kekerasan yang berulang.

‎‎"Norma patriarki dan pernikahan dini jadi pintu masuk kekerasan, ditambah kurangnya akses pendidikan dan hukum. Ini sering terdeteksi di kasus KDRT atau seksual," ucapnya.

‎‎Chico menegaskan bahwa lima faktor itu didasari survei nasional 2025, yang menyebutkan bahwa 70% korban enggan melapor karena takut stigma sosial.

‎‎"Pencegahan harus mulai dari keluarga, dengan edukasi dini," katanya. (cr-4)


Berita Terkait


News Update