“baik buruknya karakter/perilaku anak di masa datang sangat ditentukan oleh pola pengasuhan yang diberikan oleh keluarganya dan lingkungan sosial terdekatnya.,,”
-Harmoko-
---
Pahami dan kenali lebih dalam lagi tentang kehidupan anak – anak kita, itulah pesan semangat global yang tengah digelorakan dunia hari ini melalui peringatan Hari Anak Sedunia bertajuk ”My Day My Right” – Hariku , Hakku.
Dengan mendengar, melibatkan dan melindungi hak – hak anak, berarti kita sedang menanamkan masa depan yang lebih manusiawi bagi seluruh dunia, termasuk negeri kita.
Bukankah anak - anak adalah penentu masa depan bangsa, pewaris kepemimpinan bangsa. Indonesia di masa depan adalah milik anak-anak saat ini. Anak adalah masa depan yang harus dijaga hari ini. Menyiapkan anak masa depan, harus dimulai hari ini, kalau tidak, kapan lagi?
Baca Juga: Kopi Pagi: Toleransi Membangun Harmoni
Itulah perlunya semua pihak kian mendalami realitas hidup anak saat ini, terhadap hak - hak mereka, baik yang sudah terpenuhi maupun sedang diperjuangkan.
Lantas bagaimana realitas hidup anak negeri kita saat ini? Jawabnya akan beragam, tetapi jutaan anak Indonesia masih hidup dalam ketidakpastian, data menyebutkan demikian. Masih mengalami kekerasan, stunting, tidak mendapatkan pendidikan berkualitas, minimnya perlindungan sosial, itu kondisi yang sulit terbantahkan.
Data UNICEF dan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi dengan prevalensi di atas 20% pada beberapa provinsi. Artinya satu dari lima anak mengalami gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi kronis.
Belum lagi imunisasi dasar yang belum tuntas, keterbatasan akses terhadap sanitasi dan air bersih di berbagai pelosok negeri.
