POSKOTA.CO.ID - Ketika berbicara tentang emas, muncul pertanyaan klasik mengenai apakah lebih menguntungkan berinvestasi di logam mulia atau perhiasan emas?
Kedua jenis emas ini memiliki karakteristik berbeda, baik dari sisi kemurnian, harga, hingga likuiditasnya.
Dalam konteks investasi jangka panjang, memahami perbedaan karakteristik kedua produk ini menjadi sangat penting.
Memahami perbedaan karakteristik kedua jenis emas ini menjadi sangat penting, terutama bagi investor pemula yang ingin menempatkan emas sebagai sarana investasi jangka panjang.
Kesalahan memilih produk bisa memengaruhi potensi keuntungan, likuiditas, bahkan keamanan investasi itu sendiri.
Dengan memahami aspek kemurnian, transparansi harga, dan fleksibilitas penjualan, setiap investor dapat membuat keputusan lebih bijak sesuai tujuan keuangan masing-masing.
Lantas, lebih baik memilik logam mulia atau perhiasan emas untuk investasi jangka panjang? Mari simak ulasan selengkapnya.
Baca Juga: Indonesia Kaya Pajak, Tapi Rakyat Makin Sulit: Emas Tak Lagi Ramah Investor
Logam Mulia atau Perhiasan Emas?
Dikutip dari kanal YouTube Halo Emas, berikut ini tiga alasan kenapa logam mulia lebih direkomendasikan sebagai instrumen investasi jangka panjang dibandingkan perhiasan emas.
1. Kadar Emas Logam Mulia Lebih Murni dan Tersertifikasi
Logam mulia umumnya memiliki kadar emas 24 karat dengan tingkat kemurnian 99,9 persen hingga 99,99 persen.
Produk ini juga disertifikasi resmi, misalnya dari Antam, UBS, Lotus Archi, EOA Gold, MiniGold, dan lain-lain.
Beberapa di antaranya bahkan sudah memenuhi standar internasional seperti LBMA dan SNI, sehingga kualitasnya tidak diragukan lagi.
Sebaliknya, perhiasan emas yang beredar di toko-toko seringkali tidak benar-benar 24 karat.
Kadar emasnya bisa hanya 90 persen hingga 95 persen, sehingga nilai jualnya pun lebih rendah.
Ditambah lagi, faktor desain, ongkos pembuatan, hingga tambahan aksesoris membuat perhiasan emas kurang ideal dijadikan investasi jangka panjang.
2. Transparansi Harga Lebih Jelas
Salah satu keunggulan logam mulia adalah transparansi harga. Hampir semua produsen memiliki situs resmi yang menampilkan harga beli dan harga buyback secara real-time.
Dengan begitu, investor bisa memantau harga harian tanpa khawatir adanya manipulasi.
Sementara itu, harga perhiasan emas di toko bisa berbeda-beda. Walaupun ada toko yang menampilkan harga secara terbuka, tidak sedikit yang masih menerapkan harga abu-abu.
Kondisi ini berpotensi menimbulkan kesalahpahaman antara pembeli dan penjual.
Baca Juga: Baru Mau Coba Investasi Emas Digital? Ikuti 5 Tips Ini agar Aman dan Anti Rugi
3. Logam Mulia Lebih Mudah Dijual Kembali
Produk logam mulia, terutama merek populer seperti Antam, dapat dijual kembali hampir di semua toko emas, galeri, hingga butik resmi.
Hal ini memberi keleluasaan investor untuk membandingkan harga buyback dan memilih penawaran terbaik.
Sebaliknya, perhiasan emas biasanya hanya bisa dijual kembali di toko asal pembelian agar potongannya tidak terlalu besar.
Jika dijual ke toko lain, nilai potongan bisa lebih tinggi karena ada faktor ongkos pembuatan, model, hingga desain.
Akibatnya, keuntungan investasi emas menjadi lebih kecil, bahkan bisa merugi.
Baik logam mulia maupun perhiasan emas memiliki pangsa pasarnya masing-masing.
Perhiasan emas cocok bagi Anda yang ingin menabung sambil tetap bisa memakainya sebagai aksesoris.
Namun, untuk tujuan investasi murni, logam mulia jauh lebih menguntungkan karena nilai kemurniannya lebih tinggi, harganya transparan, dan likuiditasnya lebih besar.
Jadi, sebelum membeli emas, penting untuk menentukan tujuan mengenai apakah sekadar menabung dengan perhiasan, atau benar-benar ingin berinvestasi dengan logam mulia.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan edukatif. Pilihan investasi yang dijelaskan di sini tidak menjamin keuntungan mutlak dan keputusan akhir tetap berada di tangan pembaca.
Gunakan informasi ini sebagai bahan pertimbangan dan refleksi sebelum mengambil keputusan investasi.