Tangerang Hadapi Ancaman Stunting, Sekda Tekankan Pentingnya Strategi Humanis

Selasa 22 Jul 2025, 20:27 WIB
Ilustrasi stunting. (foto: ilustrasi)

Ilustrasi stunting. (foto: ilustrasi)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Di balik data statistik yang terlihat 'kering', tersembunyi cerita tentang perjuangan masa depan tentang generasi yang tak boleh tumbuh dalam kekurangan.

Begitulah semangat yang menggema dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Tangerang yang digelar di Ruang Al Amanah, Selasa, 22 Juli 2025.

Lebih dari 260 peserta, mulai dari camat, lurah, petugas Puskesmas, hingga tokoh masyarakat, duduk bersama dalam satu meja yang sama. Di mana pada meja itu terdapat kepedulian terhadap tumbuh kembang anak-anak di Kota Tangerang.

Bagi Sekda Kota Tangerang, Herman Suwarman, stunting bukan hanya isu teknis kesehatan. Ia adalah wajah nyata dari ketimpangan, keterbatasan informasi, dan kurangnya intervensi yang tepat sasaran.

Baca Juga: Telkom Perkenalkan StuntingHub, Platform Solusi Pantau Cegah Stunting

“Ini bukan soal angka. Ini soal masa depan generasi kita,” ujar Herman dalam keterangannya.

Ucapan itu tampaknya bukan sekadar retorika biasa. Sebab di hadapan para pemangku kebijakan lintas sektor, ia menantang semua untuk tidak sekadar bekerja dari balik meja.

Dengan 30.980 keluarga masuk dalam kategori berisiko stunting dari total 292.095 keluarga sasaran di tahun 2024, Pemerintah Kota Tangerang dihadapkan pada tantangan besar.

Namun, alih-alih menyerah pada besarnya angka, pendekatan yang diambil justru semakin melekat.

“Saya minta camat jangan hanya duduk di kantor. Lihat langsung ke lapangan, temui keluarga-keluarga itu, dampingi mereka,” tegas Herman.

Ia juga turut menekankan pentingnya peran aktor akar rumput seperti kader kesehatan dan Petugas Lapangan KB.

Di ruang itu, strategi tidak berhenti sebagai wacana, tapi harus menjelma menjadi langkah konkret di lapangan. Dan itu kian tampak seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Bersama Innovillage, Mahasiswa Hadirkan Inovasi Alternatif Pencegahan Stunting

Berbagai kolaborasi juga telah dijalankan Pemkot Tangerang, mulai dari distribusi sembako bersama Baznas, pemberian makanan sehat untuk balita, penguatan pos gizi, hingga program CSR inovatif seperti “Satu Telur Satu Minggu (Sate Sami)” dan “Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)”.

Tak hanya soal bantuan, tetapi soal perhatian. Soal bagaimana satu telur bisa menjadi simbol harapan, dan satu pelukan dari kader kesehatan bisa menjadi kekuatan bagi ibu-ibu yang berjuang menyuapi anaknya setiap hari.

Pendekatan humanis, komunikatif, dan aktif nyatanya menjadi kunci yang ditanamkan dalam strategi besar ini.

Kini, gerakan melawan stunting di Kota Tangerang bukan lagi milik Dinas Kesehatan semata. Karena kini mampu menggerakan semua orang.

Dari ruang rapat di Puspemkot Tangerang hingga lorong-lorong rumah warga, semangat kiranya dapat terus hidup.

Hingga menyatakan bahwa anak-anak Kota Tangerang berhak tumbuh sehat, cerdas, dan kuat. Dan itulah pertarungan yang tak boleh kalah. (CR-1)


Berita Terkait


News Update