Gubernur Banten Susur Sungai di Kali Angke, Soroti 'Pulau' Sampah dan Tanggul Jebol

Rabu 23 Jul 2025, 20:29 WIB
Gubernur Banten, Andra Soni bersama Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie dan Wali Kota Tangerang, Sachrudin, melakukan susur sungai di Kali Angke pada Rabu 23 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Primayanti)

Gubernur Banten, Andra Soni bersama Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie dan Wali Kota Tangerang, Sachrudin, melakukan susur sungai di Kali Angke pada Rabu 23 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Primayanti)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Gubernur Banten, Andra Soni, bersama Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie dan Wali Kota Tangerang, Sachrudin, melakukan susur sungai di Kali Angke sepanjang 10,4 kilometer pada Rabu, 23 Juli 2025.

Kegiatan ini dilakukan guna meninjau langsung kondisi fisik sungai serta permasalahan banjir yang sering terjadi di wilayah Tangerang Raya.

Susur sungai dimulai sekitar pukul 15.45 WIB dari kawasan Paku Jaya, Tangsel dan berakhir di Kelurahan Petir, Kota Tangerang, yang berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta.

Ketiga kepala daerah menaiki satu perahu karet bermesin dan mengenakan pelampung sebagai pengaman. Perjalanan ini ditempuh selama dua jam.

Setelah selesai menyusuri sungai, Gubernur Banten, Andra Soni kepada media menyampaikan, dari hasil pantauan langsung, ditemukan sejumlah permasalahan serius seperti tanggul jebol, rumah nyaris longsor, tumpukan sampah yang membentuk ‘pulau’, hingga pendangkalan sungai akibat sampah rumah tangga dan material bangunan.

Baca Juga: Langkah Awal Normalisasi Kali Angke, Pemkot Tangerang Gelar Survei Gabungan

“Sampah sudah membentuk pulau-pulau. Itu harus segera kita selesaikan dalam jangka pendek. Untuk jangka panjang, tentu harus ada pembebasan lahan untuk penerusan tanggul, yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah,” ujarnya.

Menurutnya, upaya penanganan banjir di Kali Angke tidak bisa dilakukan secara parsial. Untuk itu, Pemprov Banten telah membentuk tim pengendalian Banjir yang diketuai oleh Sekda Banten, dengan melibatkan pejabat teknis dari seluruh wilayah Tangerang Raya.

"Kita ingin solusi tidak parsial. Misalnya di Tangerang Selatan sungainya lurus, tapi makin ke hilir di Kota Tangerang justru semakin berliku dan menyempit," katanya.

"Banyak daratan liar terbentuk akibat sedimentasi. Butuh pengerukan, tapi ini perlu kajian karena alat berat sulit masuk,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa pembebasan lahan menjadi tantangan paling krusial karena berada di luar kewenangan pemerintah pusat.


Berita Terkait


News Update