Bintang Emon Dituduh Jualan Bakso Tikus, Ini Klarifikasi Lengkap dan Alasan Tinggalkan Live

Selasa 22 Jul 2025, 20:27 WIB
Klarifikasi Bintang Emon Soal Isu Bakso Tikus: Walk Out dari Bigmo Jadi Bentuk Protes? (Sumber: Instagram/@Bintang Emon)

Klarifikasi Bintang Emon Soal Isu Bakso Tikus: Walk Out dari Bigmo Jadi Bentuk Protes? (Sumber: Instagram/@Bintang Emon)

POSKOTA.CO.ID - Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan aksi walk out komika Bintang Emon dari sesi live streaming TikTok bersama kreator konten Bigmo, atau yang juga dikenal dengan nama Jannah. Tayangan tersebut awalnya memperlihatkan suasana akrab antara dua sosok yang sama-sama aktif di dunia hiburan digital. Namun, obrolan yang awalnya ringan itu berubah drastis ketika menyentuh kisah hidup pribadi Bintang Emon.

Bigmo mengajak Bintang Emon membahas masa lalunya, terutama saat ia mengalami kesulitan ekonomi. Dengan jujur, Emon bercerita bahwa dirinya pernah terlilit utang hingga ratusan juta rupiah sebelum menemukan jalan dalam dunia stand up comedy.

Namun, respons yang diberikan oleh Bigmo menuai kontroversi. Ia menyatakan bahwa kondisi Emon kala itu belum pantas disebut “miskin” karena menurutnya, orang yang benar-benar miskin akan melakukan apa pun untuk bertahan hidup, tanpa memikirkan kenyamanan atau kebahagiaan.

"Karena kalau udah miskin, fk nyaman, fk happy, f**k ini, gue lakuin apa yang bisa gue lakuin," ujar Bigmo.

Respons ini dianggap melecehkan perjuangan Bintang Emon dan menjadi pemicu utama dari aksi walk out yang dilakukan sang komika.

Baca Juga: Mulai Rp1,3 Jutaan! Vivo Gebrak Pasar Smartphone dengan Rilis Terbaru Juli 2025

Dari sudut pandang manusia biasa, momen ini menyentuh aspek yang lebih dalam dari sekadar konflik antarkreator. Ini bukan sekadar perbedaan pendapat, tetapi menyangkut batasan etika dalam bercanda dan bagaimana kita memperlakukan cerita hidup orang lain.

Bintang Emon tidak hanya menceritakan kisah utangnya sebagai cerita lucu, tetapi sebagai bagian dari transformasi hidup. Ia berbagi pengalaman agar bisa menginspirasi, bukan untuk menjadi bahan olok-olok. Ketika pengalamannya ditanggapi dengan sinisme, bahkan dituduh pernah menjual “bakso tikus” oleh Bigmo, tidak heran jika ia merasa perlu menarik diri dari sesi tersebut.

Walk out itu bukan bentuk kemarahan, tetapi bentuk perlawanan terhadap minimnya empati dalam ekosistem konten yang makin banal demi viralitas.

Miskin Itu Kompleks, Bukan Sekadar Tidak Punya Uang

Ada bias besar ketika seseorang mengklaim bahwa miskin itu artinya harus “ngapain aja biar hidup”. Faktanya, kemiskinan adalah kondisi multidimensi tidak hanya soal uang, tetapi juga akses terhadap peluang, jaringan sosial, kesehatan mental, hingga kepercayaan diri.

Bintang Emon mungkin punya modal bakat atau keberanian untuk naik panggung, tetapi perjuangan yang ia lalui bukan sesuatu yang bisa disederhanakan dengan standar tunggal. Ungkapan “kalau beneran miskin pasti bisa lebih nekat” tidak hanya menyakitkan, tapi juga menyamakan semua pengalaman dalam satu ukuran.

Pernyataan semacam ini juga menunjukkan minimnya pemahaman akan perjuangan diam-diam yang dilakukan banyak orang miskin setiap hari, tanpa pernah terekspos atau mendapatkan penghargaan.

Dari Penjual Bakpao ke Panggung Nasional

Sebelum dikenal sebagai komika dan aktor, Bintang Emon sempat berjualan bakpao demi melunasi utang-utangnya. Ini bukan narasi klise, melainkan kenyataan hidup yang jarang dibahas tanpa bumbu sinisme. Cerita ini menyoroti betapa kerasnya perjuangan orang-orang muda yang mencoba bangkit dari keterpurukan finansial.

Ketika Emon memilih stand up comedy sebagai jalan keluar, itu bukan keputusan mudah. Ia harus berdamai dengan rasa malu, kritik, bahkan cibiran dari banyak pihak. Namun justru dari panggung itulah ia membuktikan bahwa ketulusan dan kerja keras bisa menaklukkan banyak rintangan.

Sisi Kelam Live Streaming: Antara Hiburan dan Eksploitasi

Fenomena ini juga membuka ruang diskusi yang lebih luas soal batas-batas dalam konten live streaming. Semakin banyak konten yang menyajikan obrolan personal secara spontan, namun tidak semua siap dengan etika dan sensitivitas yang dibutuhkan saat membahas kehidupan orang lain.

Fakta bahwa sesi tersebut disisipi saweran senilai Rp 8.888.888 memperlihatkan bahwa hiburan kadang dinilai dari seberapa dramatis konflik yang terjadi. Situasi ini menimbulkan pertanyaan etis: Apakah uang dan penonton lebih penting dari rasa hormat kepada cerita hidup seseorang?

Reaksi Publik dan Gelombang Empati

Setelah walk out-nya viral, banyak warganet menunjukkan simpati kepada Bintang Emon. Komentar publik menyoroti bagaimana tindakan Bigmo dinilai melecehkan perjuangan hidup orang lain, serta dianggap sering menyampaikan pernyataan kontroversial, termasuk yang sebelumnya menyasar etnis tertentu.

Beberapa menyebut bahwa inilah bukti pentingnya empati dalam interaksi digital. Tidak semua orang nyaman membahas masa lalunya secara terbuka, apalagi jika disambut dengan cibiran atau candaan tidak pada tempatnya.

Klarifikasi dan Permintaan Maaf yang Terlambat

Menanggapi hujatan publik, Bigmo sempat memberikan klarifikasi dan permintaan maaf. Ia menyatakan bahwa pernyataannya tidak bermaksud merendahkan, melainkan bagian dari dinamika obrolan.

Namun publik menilai bahwa permintaan maaf tersebut tidak cukup untuk meredakan emosi banyak orang yang merasa standar etika dan empati dilanggar secara terang-terangan. Apalagi, Bigmo sebelumnya juga sempat menjadi sorotan karena pernyataan negatif terhadap kota Surabaya dan etnis Sunda.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala AFF U-23 2025 dan Klasemen Terbaru Usai Duel Timnas Indonesia vs Malaysia

Apa yang Bisa Dipetik dari Insiden Ini?

1. Konten Bukan Alasan Untuk Menyinggung

Live streaming dan konten hiburan memang punya ruang untuk kelakar, tapi bukan berarti semua hal bisa jadi bahan bercanda. Ada batasan yang perlu dijaga, terutama ketika menyangkut cerita pribadi dan penderitaan seseorang.

2. Empati Tidak Boleh Hilang

Kisah hidup seseorang, apalagi yang berkaitan dengan perjuangan finansial, bukan bahan tontonan viral semata. Ada pelajaran hidup, rasa sakit, dan keberanian yang menyertainya.

3. Jangan Remehkan Perjuangan Orang

Pengalaman setiap orang berbeda. Menyamaratakan ukuran kemiskinan atau perjuangan hidup menunjukkan minimnya pemahaman dan rasa hormat.

4. Netizen Punya Peran

Reaksi publik membuktikan bahwa masyarakat kini lebih peka terhadap narasi yang menyinggung dan melukai. Solidaritas terhadap Bintang Emon adalah contoh bahwa kebaikan dan empati masih hidup di ruang digital.

Kisah ini tidak hanya tentang walk out atau konflik dua tokoh publik. Ini tentang bagaimana ketulusan seseorang dalam menjalani hidup dan berbagi kisah, kadang tak layak untuk dipatahkan hanya demi sensasi sesaat.

Bintang Emon telah membuktikan bahwa kesulitan tidak mendefinisikan siapa kita, tetapi bagaimana kita bangkitlah yang membentuk diri kita yang sesungguhnya. Sementara bagi Bigmo, ini mungkin menjadi titik evaluasi: bahwa dalam dunia serba cepat ini, empati tidak pernah boleh tertinggal.

“Cerita pahit tidak seharusnya jadi bahan candaan. Tapi bisa jadi pelajaran jika dibagikan dengan rasa hormat.” – Perspektif dari ruang digital hari ini.


Berita Terkait


News Update