Ketua RW Beberkan Cara Pelaku Penipuan Jual Beli Kontrakan Jerat Korban di Bekasi

Senin 14 Jul 2025, 17:52 WIB
Penampakan kontrakan fiktif di Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, yang telah dihancurkan oleh kakak terduga pelaku pada Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

Penampakan kontrakan fiktif di Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, yang telah dihancurkan oleh kakak terduga pelaku pada Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Nurpini Aulia Rapika)

BEKASI BARAT, POSKOTA.CO.ID - Puluhan warga menjadi korban penipuan jual beli kontrakan bodong yang dilakukan oleh seorang wanita bernama Karsih di Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Total kerugian ditaksir mencapai Rp4,8 miliar dengan korban mencapai 52 orang.

Fikri, 32 tahun, Ketua RW 11 Kelurahan Jakasampurna, mengatakan, bahwa Karsih, terduga pelaku penipuan, sudah meninggalkan wilayahnya sejak 30 Juni 2025.

"Karsih ini sudah keluar dari wilayah kami sejak tanggal 30 malam. Kemudian tanggal 1, pihak keluarganya membongkar dua unit kontrakan. Katanya itu milik Pak Tatang, kakaknya Karsih," ujar Fikri kepada Poskota, Senin, 14 Juli 2025.

Fikri menuturkan, para korban baru bermunculan setelah pembongkaran kontrakan terjadi. Mereka mengaku telah membeli unit kontrakan milik Karsih dengan menggunakan surat tanah girik.

"Yang bikin aneh, transaksi pakai girik, tapi kami RT-RW tidak pernah dilibatkan. Padahal kalau pakai girik, harus ada tanda tangan pernyataan tidak sengketa. Ke notaris pun tidak pernah dimintakan tanda tangan kami," jelasnya.

Baca Juga: Cerita Korban Penipuan Jual Beli Kontrakan, Kehilangan Rp80 Juta setelah Terbuai Janji Manis Pelaku

Menurut Fikri, modus yang dilakukan Karsih untuk menjerat para korbannya adalah menjual satu kontrakan ke banyak orang dengan harga murah. Dari enam unit kontrakan yang tersedia, semuanya sudah dijual ke banyak pembeli.

"Modusnya jual kontrakan murah, banyak yang tertarik. Tapi ternyata semua pintu di hamparan itu udah dijual berkali-kali. Jadi satu pintu bisa dibeli dua sampai tiga orang berbeda," ungkapnya.

Karsih juga diduga menggunakan skema gali lubang tutup lubang, yakni memutar uang dari korban baru untuk mengembalikan uang ke korban lama.

"Dia dapat duit dari korban-korban baru, lalu dikembalikan ke korban lama yang mungkin sudah menagih," beber Fikri.


Berita Terkait


News Update