Cara Melepaskan Beban Emosional serta Ketegangan yang Mengikat dalam Tubuh

Kamis 12 Jun 2025, 19:40 WIB
Ilustrasi merilis emosi yang terperangkap dalam tubuh. (Sumber: Healthline)

Ilustrasi merilis emosi yang terperangkap dalam tubuh. (Sumber: Healthline)

POSKOTA.CO.ID - Pernahkah Anda merasa seolah-olah membawa beban yang tak terlihat, menghambat langkah Anda maju dalam hidup? Ini bisa jadi yang disebut beban emosional, di mana trauma atau pengalaman "negatif" di masa lalu tersimpan dalam diri kita.

Mengatasi emosi yang terperangkap bukan hanya tentang pikiran, tetapi juga tentang bagaimana tubuh Anda merespons.

Mari kita selami cara melepaskan beban emosional dan ketegangan yang menyertainya.

Baca Juga: Coba 7 Trik Ini Agar Kamu Disukai Atasan di Tempat Kerja

Memahami Emosi yang Terperangkap dalam Tubuh

Melansir dari laman Healthline, istilah emosi yang terperangkap sering kali muncul ketika membahas sensasi fisik yang muncul saat kita memproses trauma.

Meskipun belum ada bukti ilmiah konkret yang menyatakan emosi secara harfiah "tersimpan" dalam tubuh, gejala stres traumatis memang dapat bermanifestasi secara fisik.

Otak kita sering kali mengaitkan area tubuh tertentu dengan memori, bahkan pada tingkat bawah sadar.

Mark Olson dari Pacific Center for Awareness dan Bodywork, menjelaskan bahwa sentuhan pada area tubuh tertentu dapat memicu reaktivasi memori atau tujuan yang belum terpenuhi, menghasilkan emosi.

Baca Juga: Inilah 9 Sayuran yang Dapat Membantu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Secara Alami dan Cepat

Ini menunjukkan adanya koneksi pikiran-tubuh yang kuat. Ketika otak merekonstruksi pola yang terkait dengan peristiwa traumatis, sensasi fisik dapat muncul.

Beberapa teori, seperti yang dikemukakan Bradley Nelson dalam bukunya "The Emotion Code," berpendapat bahwa getaran emosi yang terperangkap dapat menyebabkan jaringan di sekitarnya bergetar pada frekuensi yang sama, menciptakan penumpukan atau penyumbatan energi. Namun, teori ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Bagaimana Emosi Bisa Menjadi "Terperangkap"?

Penelitian tentang koneksi pikiran-tubuh dilakukan sejak awal 1990-an hingga saat ini, mendukung gagasan bahwa kesehatan mental dan emosional memengaruhi kondisi fisik.

Sebagai contoh, rasa takut dapat memicu respons fisik lawan-lari-beku (fight-flight-freeze) dalam tubuh.

Baca Juga: Makanan Ternyata Punya Dampak Besar pada Kesehatan Mental, Ini Faktanya!

Menurut Nelson, tiga hal itu terjadi saat kita mengalami emosi. Kita mengembangkan getaran emosional, kita merasakan emosi beserta pikiran atau sensasi fisik yang terkait, dan kita memproses emosi tersebut.

Ketika langkah pemrosesan terganggu, energi emosi dapat "terperangkap", menyebabkan ketegangan otot, nyeri, atau penyakit lainnya.

Terapis pikiran-tubuh, Kelly Vincent menganalogikan emosi yang terperangkap dengan membawa ransel besar.

“Ini membebani kita, memengaruhi suasana hati, menguras energi, bahkan dapat merusak jaringan tubuh dan mengganggu fungsi organ,” kata Kelly.

Baca Juga: Penelitian Ungkap Kromosom Y Terus Menghilang, Apakah Lelaki Terancam Punah? Netizen Kaitkan dengan Isyarat Kiamat

Emosi negatif yang tertekan ini bisa bermanifestasi sebagai kebencian, pengambilan keputusan yang buruk, sabotase diri, reaksi berlebihan, peningkatan stres dan kecemasan, depresi, hingga kelelahan.

Emosi Terperangkap dan Trauma

Memahami emosi yang terperangkap tak bisa lepas dari pembahasan trauma. Hampir setiap orang mengalami trauma dalam hidupnya, baik itu perpisahan, penyakit, kehilangan orang tercinta, atau pengalaman kekerasan dan diskriminasi.

Trauma dapat memengaruhi proses kognitif, terutama pemrosesan memori. Otak mungkin mengodekan memori traumatis sebagai gambar atau sensasi tubuh, dan ketika terpicu, dapat menyebabkan disosiasi atau kilas balik. Fragmen sensorik ini mengganggu proses pemulihan alami otak.

Ketika trauma tidak diproses, efeknya bisa bertahan lama, seperti pada kasus Gangguan Stres Pascatrauma (PTSD).

Penelitian menunjukkan bahwa penderita PTSD memiliki hipokampus yang lebih kecil, dan stres berkepanjangan dapat merusak area otak ini, membuat tubuh tetap dalam kondisi hiper-waspada.

Di Mana Emosi yang Terperangkap Disimpan dalam Tubuh?

Anda mungkin pernah merasakan sesak di dada saat cemas atau lega saat meregangkan pinggul setelah hari yang melelahkan. Meskipun lokasi ketegangan berbeda pada setiap individu, beberapa penelitian memberikan petunjuk.

Sebuah studi dari Finlandia pada 2013 memetakan reaksi tubuh terhadap emosi. Misalnya, kemarahan, ketakutan, dan kecemasan menunjukkan peningkatan aktivitas di dada dan tubuh bagian atas, menjelaskan ungkapan seperti "kepala panas".

Emosi ini dapat memicu respons cepat dalam tubuh, seperti detak jantung yang berdebar atau otot yang menegang.

Studi lanjutan menemukan bahwa intensitas perasaan berkorelasi langsung dengan intensitas sensasi fisik dan mental. Memahami hal ini dapat membantu mereka yang kesulitan memahami emosi mereka.

Emosi yang belum diproses bisa tersimpan di alam bawah sadar dan bahkan memengaruhi postur tubuh Anda.

Ketegangan otot dapat muncul untuk mempertahankan postur yang membuat diri merasa aman atau tidak menyadari perasaan tidak menyenangkan.

Cara Melepaskan Emosi dari Tubuh

Sering kali kita diajari untuk memendam rasa sakit, yang dapat menyebabkan emosi yang tertekan. Penelitian tahun 2019 menemukan hubungan antara penekanan emosi dan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Berikut adalah beberapa cara melepaskan emosi yang tertekan dan ketegangan terkait:

Mengakui Perasaan Anda

Langkah pertama untuk mengelola emosi adalah terhubung dan memahami perasaan Anda. Jika Anda kesulitan mengidentifikasinya, berbicara dengan profesional kesehatan mental sangat membantu.

Mengatasi Trauma Masa Lalu

Banyak beban emosional berakar dari trauma masa kanak-kanak yang belum terselesaikan, seperti pelecehan atau penelantaran.

Olson menyarankan untuk merasakan kesedihan atas apa yang tidak Anda dapatkan di masa lalu.

Setelah itu, Anda bisa mengakui strategi adaptif yang Anda kembangkan. Misalnya, kemandirian ekstrem mungkin membuat Anda merasa terisolasi; dengan menyadari akar masalahnya, Anda bisa memodifikasi strategi untuk kebutuhan sejati Anda.

Mencoba Shadow Work

Shadow work adalah cara untuk menjelajahi bagian diri yang kita sembunyikan karena rasa malu atau ketidakmampuan, sering kali berasal dari validasi emosional yang kurang saat kecil.

Ini membantu Anda menerima dan mengintegrasikan aspek-aspek diri yang tersembunyi.

Melakukan Gerakan yang Disengaja

Somatic Experiencing (SE) adalah pendekatan yang mengutamakan tubuh untuk mengatasi ketegangan atau emosi yang belum diproses.

Gerakan yang disengaja seperti tari, yoga, peregangan, tai chi, atau latihan pernapasan perut dapat membantu melepaskan energi yang tersimpan dan mengajarkan otak perbedaan antara ketegangan dan relaksasi.

Berlatih Keheningan

Memberi ruang bagi keheningan memungkinkan kita untuk bersama pikiran dan perasaan dalam keadaan saat ini.

Ini mengaktifkan jaringan mode default otak yang berhubungan dengan "kognisi yang dihasilkan sendiri", seperti melamun. Meditasi, latihan pernapasan, atau duduk di alam adalah cara efektif untuk berlatih keheningan, yang dapat sangat menyehatkan pikiran dan tubuh.


Berita Terkait


News Update