POSKOTA.CO.ID - Fenomena ilmiah mengenai menyusutnya kromosom Y kembali menjadi perbincangan hangat di ruang digital. Penelitian yang telah berlangsung selama puluhan tahun ini kini kembali mencuat ke permukaan setelah sebuah unggahan Instagram memaparkan data tentang penyusutan kromosom Y selama 166 juta tahun terakhir.
Respons netizen pun mengalir deras dari yang membagikan perspektif spiritual hingga yang menanggapinya dengan humor khas dunia maya.
Evolusi Kromosom Y: Dari 1.600 Gen Menjadi Sekitar 55
Kromosom Y adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin laki-laki dalam sistem biologis manusia. Berbeda dengan kromosom X yang memiliki pasangan dan bisa memperbaiki dirinya sendiri, kromosom Y tidak memiliki pasangan homolog yang seimbang. Hal ini menyebabkan kromosom Y lebih rentan terhadap mutasi dan kehilangan gen seiring waktu.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Kamis 12 Juni 2025: Galeri24, Antam, dan UBS Naik Tipis
Menurut berbagai studi genetika, sekitar 166 juta tahun yang lalu, kromosom Y memiliki sekitar 1.600 gen aktif. Kini, hanya sekitar 55 gen yang tersisa.
Temuan ini memunculkan dugaan bahwa kromosom Y, jika terus mengalami penyusutan, bisa saja benar-benar punah dalam jutaan tahun mendatang. Namun, kemungkinan ini bukan berarti hilangnya jenis kelamin pria secara biologis.
Ilmuwan dari berbagai institusi genetika menyatakan bahwa sistem reproduksi manusia dapat beradaptasi, sebagaimana terbukti dalam beberapa spesies yang kehilangan kromosom Y namun tetap bereproduksi melalui jalur genetika lain.
Respons Netizen: Dari Kitab Suci hingga Candaan Personal
Respons terhadap temuan ilmiah ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara sains dan budaya populer. Salah satu unggahan yang viral berasal dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, yang membagikan infografik tentang menyusutnya kromosom Y. Komentar netizen membanjiri unggahan tersebut dengan berbagai sudut pandang.
Beberapa netizen mengaitkan fenomena ilmiah ini dengan ajaran kitab suci. Komentar seperti “Sudah tertulis di kitab, bahwa wanita akan lebih banyak dari pria menjelang akhir zaman,” menggambarkan bagaimana masyarakat menafsirkan ilmu pengetahuan melalui lensa keimanan.
Lainnya membandingkan ilmu sains dengan kebenaran kitab agama, menyiratkan keyakinan bahwa ilmu pengetahuan modern justru "membenarkan" apa yang telah disebutkan dalam ajaran spiritual jauh sebelumnya.
Perspektif Ilmiah: Kepunahan Kromosom Tidak Sama dengan Kepunahan Pria
Pakar genetika menekankan bahwa hilangnya kromosom Y tidak serta-merta mengindikasikan akhir dari populasi pria. Dalam dunia biologi, terdapat beberapa spesies seperti tikus Jepang Tokudaia osimensis dan Tokudaia tokunoshimensis yang telah kehilangan kromosom Y, namun tetap memiliki sistem reproduksi yang berfungsi melalui jalur genetika alternatif.