POSKOTA.CO.ID – Pernyataan Presiden Joko Widodo pada 2017 tentang dosen pembimbing skripsinya kembali menjadi sorotan setelah Kasmudjo, yang disebut sebagai pembimbing oleh Jokowi, membantah pernyataan tersebut.
Dalam tayangan video tahun 2017 yang diunggah melalui kanal YouTube Kementerian Sekretaris Negara, Jokowi menyampaikan rasa hormat kepada "dosen pembimbing" yang ia sebut bernama Kasmudjo.
Namun, baru-baru ini Kasmudjo menyatakan bahwa dirinya bukanlah pembimbing skripsi Jokowi.
Pengamat politik dan jurnalis senior, Hersubeno Arief, menilai hal ini sebagai langkah yang bisa berujung pada konsekuensi serius secara moral dan politik.
“Kunjungan Pak Jokowi itu justru membuka kotak Pandora kebohongan yang dilakukan selama ini. Seorang sahabat itu menyebutnya sebagai skakmat,” ujar Hersubeno Arief pada Jumat, 16 Mei 2025, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Hersubeno Point.
Hersubeno menyoroti bahwa ini adalah kejadian langka dalam sejarah politik Indonesia, mengingat Presiden Jokowi adalah salah satu dari dua presiden yang berhasil menjabat dua periode setelah Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia mempertanyakan kredibilitas pengakuan Presiden mengenai sosok Kasmudjo.
Dalam acara di Fakultas Kehutanan UGM pada 19 Desember 2017, Presiden Jokowi menyampaikan.
“Yang pertama saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing saya, Bapak Kasmudjo,” ujarnya dalam sambutan di hadapan dosen, alumni, dan mahasiswa.