MADIUN, POSKOTA.CO.ID - Instruksi Presiden Prabowo Subianto untuk membangun peternakan sapi guna mengatasi kelangkaan pasokan susu dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai direalisasikan PT Perkebunan Kandangan Madiun. Perusahaan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut menyiapkan kawasan peternakan terpadu di atas lahan 2.500 hektare di Kandangan, Madiun, Jawa Timur.
Rencana pemerintah membuka lahan hingga 500.000 hektare untuk peternakan sapi perah, dengan 300.000 hektare di antaranya berlokasi di luar Jawa—menjadi dasar pengembangan proyek besar ini.
Direktur PT Perkebunan Kandangan Madiun, Roberto Hendrikson, menyatakan kawasan di Madiun akan menjadi pusat produksi susu berbasis sapi perah unggulan jenis F1. Kawasan tersebut dikembangkan secara hulu–hilir, mulai dari budidaya hingga pengolahan susu, dan disiapkan sebagai model integrasi peternakan sapi perah modern terbesar di Indonesia.
“Dari 2.500 hektare lahan, tahap pertama sekitar 200 hektare akan digunakan sebagai cluster super blok kandang sapi. Sisanya diperuntukkan bagi budidaya pakan dan tanaman pendukung,” ujarnya, Jumat (21/11).
Baca Juga: PT Perkebunan Kandangan Madiun PSN yang Siap Dukung Kemandirian Pangan
Sapi Berproduktivitas Tinggi
Pada fase awal, perusahaan akan mengimpor sapi perah F1 dari Amerika Serikat. Sapi jenis ini dikenal memiliki produktivitas tinggi, menghasilkan 45–55 liter susu per sekali perah. Angka tersebut jauh di atas sapi lokal yang rata-rata hanya menghasilkan 18 liter.
Dengan masa laktasi 280–300 hari, produksi tahunan sapi F1 dinilai mampu menopang kebutuhan MBG yang memerlukan pasokan susu stabil dan berskala besar.
Menurut Roberto, tantangan terbesar di sisi hulu adalah ketersediaan pakan berkualitas, terutama jagung dan hijauan. Karena itu perusahaan menyiapkan pola kemitraan dengan petani lokal agar suplai pakan dapat terjamin. “Kami ingin seluruh petani terlibat langsung. Mereka memasok jagung untuk pakan sapi. Peternakan berjalan, pertanian juga bergerak maju,” katanya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Luncurkan Smartboard di SMPN 4 Kota Bekasi, KBM Jadi Lebih Digital dan Interaktif
Hilirisasi dan Distribusi ke Program MBG
Sebagian besar kebutuhan susu nasional masih dipenuhi impor. Kondisi ini membuat industri pengolahan susu dalam negeri tidak berkembang optimal.
Melalui PSN ini, PT Perkebunan Kandangan Madiun menargetkan hilirisasi penuh. Produksi, pengolahan, hingga distribusi susu dilakukan dalam satu kawasan, dan selanjutnya disalurkan ke pasar nasional termasuk program MBG.
“Selama ini susu diimpor dulu, baru diolah di Indonesia. Dengan model ini, semuanya dilakukan di sini dan langsung disalurkan untuk MBG maupun pasar bebas,” tegas Roberto.
Dukungan Regulasi
Roberto menilai percepatan proyek telah mendapatkan dukungan pemerintah, terutama terkait: kemudahan izin impor sapi F1 bunting, fasilitas fiskal dan non-fiskal untuk pembangunan kawasan peternakan terintegrasi, akses infrastruktur seperti energi, air, dan jalan logistik, kebijakan hilirisasi industri susu.
Target 20 Ribu Sapi
PT Perkebunan Kandangan Madiun sendiri menargetkan memiliki 20.000 sapi F1 pada 2026. Pengiriman dilakukan bertahap, masing-masing 5.000 ekor. Seluruh fasilitas peternakan dirancang mengikuti standar internasional, termasuk sirkulasi udara, suhu ideal, dan ketersediaan air bersih.
Roberto optimistis mega proyek ini dapat memperkuat kemandirian susu nasional sekaligus memenuhi kebutuhan MBG. “Kami ingin mendukung penuh program pemerintah agar Indonesia mandiri dalam produksi susu, sekaligus memastikan ketersediaan suplai untuk MBG dan pasar dalam negeri,” ujarnya.
Kelangkaan Susu MBG
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajarannya untuk membuat peternakan sapi guna mengatasi kelangkaan susu untuk menu MBG diungkapkan Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang usai rapat terbatas bersama Prabowo dan sejumlah menteri serta kepala lembaga, di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (20/11).
"Pak Presiden sudah menginstruksikan kepada kami. Misalnya untuk susu ini, saat ini sudah mulai kelangkaan susu, ya. Ini segera akan dibuat peternakan sapi yang nanti bisa memenuhi seluruh kebutuhan dari MBG dan juga untuk masyarakat di Indonesia," kata Nanik, usai pertemuan tersebut.
Rencananya, lahan yang akan dibuka mencapai 500.000 hektar. Adapun 300.000 hektar di antaranya akan dibuka di luar Pulau Jawa. "Jadi, ada nanti di Jawa itu akan 200.000 hektar salah satunya yang di kandangan madiun untuk sapi perah impor, yang selebihnya, yaitu 300.000 hektar, kan akan 500.000 hektar itu untuk ternak. Yang 300.000 hektar itu akan di luar Jawa," ucap Nanik. "Nantinya, target produksi susu di peternakan itu sekitar 3 juta liter per hari." (ruh)
