Ketua RW Bojong Menteng Bekasi Akui Banyak Warga Keluhkan Bau Limbah Dapur MBG

Jumat 31 Okt 2025, 17:24 WIB
Sejumlah warga bersama pihak SPPG Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, berkumpul membahas dugaan pencemaran, Jumat, 31 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

Sejumlah warga bersama pihak SPPG Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, berkumpul membahas dugaan pencemaran, Jumat, 31 Oktober 2025. (Sumber: Poskota/Nurpini Aulia Rapika)

RAWALUMBU, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah warga RT 005/RW 004, Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, mengeluhkan bau hingga pencemaran air sumur diduga dari limbah dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Ketua RW 004, Hasan Kanung mengatakan, pihaknya sudah menerima banyak laporan dari warga terkait bau tak sedap dari aktivitas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sekitar sejak September 2025.

Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi telah turun tangan untuk mengambil sampel air dan melakukan penyedotan limbah.

“Kemarin sudah ada beberapa petugas dari Dinas datang untuk mengambil sampel air buat dicek ke laboratorium. Mereka juga langsung melakukan penyedotan air limbah yang diduga berasal dari dapur MBG,” kata Hasan, Jumat, 31 Oktober 2025.

Baca Juga: Warga Bojong Menteng Bekasi Keluhkan Bau Menyengat dan Sumur Tercemar, Diduga dari Limbah Dapur MBG

Hasan mengatakan, kondisi air sumur warga kini keruh dan berbau tak sedap, bahkan menimbulkan rasa gatal di kulit ketika digunakan untuk mandi.

“Ada sekitar lima kepala keluarga (KK) yang terdampak langsung. Rumah mereka memang berdekatan dengan pagar dapur SPPG. Katanya kalau dipakai mandi airnya, timbul gatal-gatal,” ujarnya.

Ia juga membenarkan dugaan pencemaran air sumur dari aktivitas dapur MBG tersebut. Namun, pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium dari DLH.

Menurutnya, dapur SPPG itu telah beroperasi sekitar dua bulan. Pada awalnya, tidak ada keluhan dari warga karena pihak pengelola sempat meminta izin lingkungan sebelum beroperasi.

Baca Juga: DPRD Kabupaten Bekasi Soroti Kekurangan Guru

“Awalnya tidak ada polemik dari warga terkait hal tersebut. Karena dari pihak MBG juga sudah menjalankan prosedur, termasuk izin lingkungan. Tetapi belum lama ini bau menyengatnya mulai terasa dan mengganggu warga,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap, pihak pengelola MBG bisa segera mencari solusi dari permasalahan tersebut agar warga tidak lagi terganggu.

“Yang penting bagi warga itu airnya jangan sampai tercemar dan baunya bisa diatasi. Itu saja yang kami harapkan,” tuturnya.

Salah seorang warga terdampak, Subur, 35 tahun, melihat kubangan besar di area belakang dapur SPPG yang diduga dijadikan tempat pembuangan limbah.

“Awalnya kami enggak tahu kalau di situ ada kubangan. Katanya mau bikin penampungan, tapi kami enggak dikasih tahu bentuknya seperti apa,” kata dia.

Menurutnya, penggalian lubang dilakukan tanpa sepengetahuan warga, dan sejak dapur MBG mulai beroperasi, air sumur warga menjadi gatal serta berbau tak sedap.

Baca Juga: Dukung Program Pulau Jawa Bebas Rabies 2029, Posyandu Hewan di Bekasi Digelar

“Dulu lebarnya hampir 10 meter, sekarang memang diperkecil, tapi baunya makin terasa. Sebelum ada MBG, air sumur kami jernih dan enggak bikin gatal,” tutur dia.

Subur menggambarkan, bau limbah itu seperti bau comberan yang cukup menyengat hingga membuat tenggorokan perih.

“Baunya kayak comberan, kayak bau kentut. Enggak enak di hidung, bikin tenggorokan perih kalau dihirup lama-lama,” katanya.

Ia mengatakan, bau paling kuat terasa pada malam hari ketika angin bertiup ke arah permukiman warga.

Baca Juga: Ratusan Buruh Geruduk Pemkot Bekasi, Tuntut Kenaikan Upah hingga Cabut PP 35 Tahun 2021

“Kalau malam parah banget baunya. Waktu awal-awal, saya sampai tidur pakai masker. Pernah juga saya kirim pesan ke grup RT, bilang, ‘Saya tidur pakai masker nih, Pak. Gimana ini?',” ungkapnya.

Warga lainnya, Zaenab 44 tahun, juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengaku khawatir air limbah tersebut merembes ke sumur warga.

“Semenjak ada dapur SPPG ini, bau limbahnya nyengat banget, kayak air comberan. Air sumur jadi gatal, padahal sebelumnya enggak. Saya takut air limbahnya nyerap ke sumur warga,” ucapnya.

Zaenab menyebut, setidaknya dua rumah di lingkungannya sudah terdampak langsung oleh pencemaran tersebut.

“Pengennya ditutup aja kubangannya. Soalnya kayak kolam renang, dan kalau belum hujan, baunya makin terasa,” ujarnya. (cr-3)


Berita Terkait


News Update