Sentimen serupa sebelumnya juga dilontarkan gelandang Arema FC, Arkhan Fikri, meski dalam konteks laga yang berbeda. Kritik ini menambah daftar keluhan seputar kualitas pengadil lapangan di Liga 1.
Baca Juga: Ini Jadwal Lengkap Persija di Liga 1 2025/2026: Big Match Beruntun Jadi Ujian Awal Musim
Puncak Krisis dan Ujian Berat Menanti
Kekalahan dari Borneo FC adalah titik nadir. Kini, dari 7 laga, Persija mengoleksi 11 poin (3 menang, 2 imbang, 2 kalah) dan tergelincir ke posisi ketiga klasemen.
Dua kekalahan beruntun adalah sinyal bahaya yang tidak bisa diabaikan. Jeda tiga pekan ke depan adalah "waktu emas" bagi Souza dan seluruh skuad untuk melakukan pembenahan menyeluruh.
Namun, ujian terberat telah menanti di ujung jeda: laga tandang melawan rival abadi, Persebaya Surabaya, di Stadion Gelora Bung Tomo pada 18 Oktober 2025.
Laga yang sarat gengsi dan tekanan ini akan menjadi tes sesungguhnya bagi mentalitas dan kemampuan Persija bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga: Persija Jakarta Krisis Kemenangan di September, Deja Vu Musim Lalu Mengintai
Persija berdiri di persimpangan jalan. Mereka memiliki kualitas pemain dan dukungan The Jakmania yang masif. Namun, semua modal itu akan sia-sia tanpa konsistensi, mental yang tangguh, dan strategi yang jitu.
Jeda ini adalah kesempatan terakhir untuk membenahi kesalahan sebelum terjun ke dalam rentetan laga berat.
Bangkit atau terpuruk lebih dalam; pertaruhan untuk masa depan musim ini sangat bergantung pada bagaimana "Macan Kemayoran" merespons krisis ini dalam beberapa pekan ke depan.