Ia mengingatkan, krisis kepercayaan pada politisi bukan hanya ancaman bagi Golkar, tapi juga bagi demokrasi Indonesia.
Golkar, katanya, punya peluang besar untuk kembali tampil sebagai partai peduli.
"Tapi itu hanya mungkin jika kadernya bisa menahan diri, bersikap bijak, dan proaktif merespons keluhan masyarakat," ucapnya.
Faisal juga menegaskan pesan ini berlaku luas, bukan hanya untuk Golkar.
Menurutnya, yang disebut demokrasi, hanya akan tumbuh sehat bila wakil rakyat hadir sebagai pelayan, bukan penguasa.