Vevie menegaskan pihaknya akan menerapkan kebijakan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus chikungunya maupun demam berdarah.
Jika ditemukan laporan kasus baru, investigasi epidemiologi akan segera dilakukan.
“Kasus tertinggi kami temukan di wilayah Bekasi Timur. Tepatnya sebanyak 89 kasus selama 2025 ini. Sedangkan daerah yang tidak ada sama sekali adalah Rawalumbu,” tuturnya.
Baca Juga: Damkar Bekasi Terima 521 Laporan Evakuasi Ular, Mayoritas Jenis Sanca
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes menghimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti rutin menguras dan menutup tempat penampungan air, membuang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti botol, ban bekas, pot bunga, serta tidak membiarkan pakaian tergantung terlalu lama.
"Kami menghimbau masyarakat agar berani menerapkan hidup bersih. Dan yang paling penting adalah hindari penumpukan sampah dan barang tak berguna di dalam rumah," ucap Vivie.