Kasus Suspek Chikungunya di Kota Bekasi Tembus 172 Laporan, Didominasi Usia Produktif dan Lansia

Minggu 24 Agu 2025, 12:08 WIB
Ilustrasi meningkatnya kasus chikungunya di Kota Bekasi. (Sumber: worldmosquitoprogram)

Ilustrasi meningkatnya kasus chikungunya di Kota Bekasi. (Sumber: worldmosquitoprogram)

BEKASI, POSKOTA.CO.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi mencatat adanya lonjakan kasus suspek chikungunya mencapai 172 laporan sejak Januari hingga Juli 2025.

Kasus tersebut terhimpun dari seluruh fasilitas kesehatan (faskes) dan puskesmas di berbagai wilayah Kota Bekasi.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati mengatakan kelompok usia produktif hingga lanjut usia menjadi yang paling rentan terserang virus chikungunya.

“Di Kota Bekasi ini paling rentan menyerang kelompok usia produktif dan lanjut usia,” ujar Vevie saat dikonfirmasi, Minggu 24 Agustus 2025.

Baca Juga: 120 Kios Pasar Pejuang Pratama Bekasi Ludes Terbakar, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

Berdasarkan data Dinkes dari 172 laporan, sebanyak 99 kasus tercatat pada kelompok usia 44 tahun ke atas, 55 kasus pada kelompok usia 15 hingga 44 tahun, 17 kasus pada anak usia 5 sampai 14 tahun, serta satu kasus pada anak usia 1 sampai 4 tahun.

“Kalau untuk anak-anak hingga saat ini kami baru menemukan satu kasus saja yang terdeteksi,” ucapnya.

Sebagai langkah penanganan, Dinkes telah mendistribusikan logistik berupa rapid diagnostic test chikungunya, larvasida, dan insektisida ke berbagai fasilitas kesehatan.

Selain itu, Vevie mengatakan pihaknya juga gencar melakukan sosialisasi serta penyuluhan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Baca Juga: Intensitas Kemunculan Ular Bertambah saat Musim Hujan, Warga Bekasi Diminta Waspada

“Saat ini kami juga gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan baik secara langsung maupun melalui media sosial,” ujar Vivie.

Vevie menegaskan pihaknya akan menerapkan kebijakan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi potensi peningkatan kasus chikungunya maupun demam berdarah.

Jika ditemukan laporan kasus baru, investigasi epidemiologi akan segera dilakukan.

“Kasus tertinggi kami temukan di wilayah Bekasi Timur. Tepatnya sebanyak 89 kasus selama 2025 ini. Sedangkan daerah yang tidak ada sama sekali adalah Rawalumbu,” tuturnya.

Baca Juga: Damkar Bekasi Terima 521 Laporan Evakuasi Ular, Mayoritas Jenis Sanca

Sebagai upaya pencegahan, Dinkes menghimbau masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat seperti rutin menguras dan menutup tempat penampungan air, membuang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk seperti botol, ban bekas, pot bunga, serta tidak membiarkan pakaian tergantung terlalu lama.

"Kami menghimbau masyarakat agar berani menerapkan hidup bersih. Dan yang paling penting adalah hindari penumpukan sampah dan barang tak berguna di dalam rumah," ucap Vivie.


Berita Terkait


News Update