POSKOTA.CO.ID - Pernyataan keras Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, viral setelah responsnya terhadap seruan untuk membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam pernyataannya, Sahroni tidak segan menyebut pihak yang menyerukan pembubaran parlemen sebagai “orang tolol”.
“Orang yang cuman mental bilang bubarin DPR, itu adalah orang tolol sedunia,” tegas Sahroni usai kunjungan kerja (kunker) di Polda Sumut.
Meski begitu, Sahroni menekankan bahwa dirinya dan DPR tidak menutup diri terhadap kritik.
Namun, menurutnya, wacana pembubaran DPR justru bisa merusak tatanan negara.
DPR memiliki fungsi vital, mulai dari legislasi, pengawasan, hingga representasi rakyat.
“Kalau dihapus, negara ini bisa lumpuh,” tambahnya.
Pernyataan keras ini sontak menjadi sorotan publik dan menambah panjang daftar kontroversi yang melibatkan ‘Crazy Rich Tanjung Priok’ itu.
Baca Juga: Viral UC UGM Tolak Peluncuran Buku Jokowi’s White Paper, Warganet Jadikan Nama Kampus Guyonan
Ahmad Sahroni Partai Apa?
Ahmad Sahroni merupakan anggota DPR RI sejak 2014 partai NasDem, mewakili daerah pemilihan DKI Jakarta III.
Ia saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI untuk periode 2019–2024.
Selain kiprahnya di parlemen, Sahroni juga dipercaya sebagai Ketua Pelaksana Formula E 2022 oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dalam struktur Partai NasDem, Sahroni menjabat sebagai Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sejak 2019.
Sebelumnya, ia aktif di Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) DKI Jakarta, menjabat sebagai Bendahara DPW (2013–2014) dan Ketua DPW (2014–2015).
Baca Juga: Camillia Azzahra Pindah Agama? Viral Unggahan Atalia Praratya di Momen Ultah Anak Ridwan Kamil
Asal-usul Ahmad Sahroni
Ahmad Sahroni lahir di Kebon Bawang, Jakarta Utara, pada 8 Agustus 1977. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN Kebon Bawang 05 Pagi dan melanjutkan ke SMP Yappenda Jakarta Utara.
Pendidikan menengahnya ditempuh di SMA Negeri 114 Jakarta, di mana ia aktif sebagai ketua OSIS.
Setelah lulus SMA pada 1995, Sahroni memilih bekerja untuk membantu keluarga karena keterbatasan ekonomi.
Meski demikian, ia tetap menempuh pendidikan tinggi, meraih gelar sarjana ekonomi dari STIE Pelita Bangsa pada 2009.
Kemudian, dia juga mendapat gelar magister ilmu komunikasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi InterStudi pada 2020, dan menyelesaikan program doktoral bidang hukum di Universitas Borobudur Jakarta pada 2024.
Sebelum memasuki dunia politik, Sahroni memulai karier sebagai tukang semir sepatu dan sopir pribadi.
Dari pengalaman tersebut, ia berhasil merintis usaha di sektor distribusi bahan bakar dengan mendirikan perusahaan seperti PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda Satya Abadi.