Dengan kata lain, SRIKANDI adalah wajah baru birokrasi digital Indonesia yang lebih efisien dan akuntabel.
Tantangan Implementasi SRIKANDI
Meski manfaatnya besar, implementasi SRIKANDI tidak lepas dari tantangan:
- Kesiapan Infrastruktur Teknologi
Tidak semua daerah memiliki jaringan internet stabil, padahal aplikasi ini berbasis online. - Literasi Digital ASN
Masih ada pegawai yang gagap teknologi sehingga membutuhkan pelatihan berkelanjutan. - Keamanan Data
Ancaman siber semakin kompleks. Meski BSSN terlibat, tetap diperlukan peningkatan sistem keamanan. - Resistensi Perubahan
Budaya birokrasi yang lama cenderung enggan berubah, sehingga perlu pendekatan persuasif.
Baca Juga: Persija Jakarta Siap Lawan Malut United, Mauricio Souza Waspadai Pemain Veteran Liga 1
Masa Depan Kearsipan Digital di Indonesia
SRIKANDI hanyalah langkah awal. Di masa depan, sistem ini berpotensi terintegrasi dengan:
- Artificial Intelligence (AI): membantu klasifikasi otomatis dokumen.
- Blockchain: menjamin keaslian dokumen dan mencegah pemalsuan.
- Big Data Analytics: membantu pemerintah mengambil kebijakan berbasis data arsip.
Dengan arah ini, bukan tidak mungkin SRIKANDI akan menjadi model kearsipan digital modern di kawasan Asia Tenggara.
Aplikasi SRIKANDI (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi) adalah simbol nyata dari transformasi digital birokrasi Indonesia. Melalui kolaborasi lintas instansi, pemerintah berhasil menciptakan platform yang efisien, transparan, aman, dan berkelanjutan.
Lebih dari sekadar aplikasi, SRIKANDI adalah cermin perubahan budaya kerja birokrasi menuju era paperless. Tantangan memang ada, mulai dari infrastruktur hingga resistensi budaya, namun manfaat yang ditawarkan jauh lebih besar.
Ke depan, SRIKANDI akan terus berkembang seiring integrasi teknologi baru, menjadikannya pondasi kuat bagi pemerintahan digital yang modern dan akuntabel.