1.554 Guru Disiapkan, Satgas Sekolah Rakyat Pastikan tak Ada Siswa yang Dikeluarkan

Senin 14 Jul 2025, 22:25 WIB
Siswa Sekolah Rakyat mengikuti sesi pemetaan talenta dengan menggunakan laptop dalam kegiatan MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10, Kabupaten Bogor, Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Sekar Putri Andini)

Siswa Sekolah Rakyat mengikuti sesi pemetaan talenta dengan menggunakan laptop dalam kegiatan MPLS di Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10, Kabupaten Bogor, Senin, 14 Juli 2025. (Sumber: POSKOTA | Foto: Sekar Putri Andini)

CIBINONG, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah menyiapkan sebanyak 1.554 guru untuk mengajar di Sekolah Rakyat seluruh Indonesia yang digagas Presiden RI, Prabowo Subianto.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB), Abdullah Azwar Anas, mengatakan, kebutuhan tenaga pendidik dipenuhi melalui skema redistribusi aparatur sipil negara (ASN) dan pemanfaatan guru honorer yang telah lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG).

"Untuk pengisian guru, kita sudah meredistribusikan ASN yang ada. Selain itu, kita juga memanfaatkan para honorer yang telah lulus PPG. Jumlahnya ada 1.554 yang sudah disiapkan," ujar Anas saat meninjau pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat di Sentra Terpadu Inten Soeweno, Kabupaten Bogor, Senin, 14 Juli 2025.

Penyiapan guru ini menjadi bagian dari skema besar pembinaan siswa di Sekolah Rakyat, yang tidak hanya menekankan aspek akademik tetapi juga penguatan karakter, kesehatan, hingga potensi talenta anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Baca Juga: Pemeriksaan Kesehatan Wajib bagi Siswa Sekolah Rakyat, Menkes: Ini Bukan Penyaringan

Selain itu, Ketua Satgas Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, turut mengatakan bahwa proses pendidikan akan berjalan secara inklusif dan tidak ada siswa yang dikeluarkan meskipun belum memenuhi standar minimum capaian.

"Tidak ada anak yang dikeluarkan. Mereka semua akan terus didampingi. Setiap anak punya wali asuh, wali kelas, dan wali asrama. Kalau ada yang tertinggal, justru harus mendapat pendampingan lebih," tegas Nuh.

Menurutnya, Sekolah Rakyat juga menerapkan sistem talent mapping dan key performance indicators (KPI) untuk memantau perkembangan fisik, psikososial, dan akademik siswa secara berkala. Namun sistem ini bukan alat seleksi, melainkan dasar untuk pembinaan yang lebih terarah dan personal.

Sekolah Rakyat sudah mulai beroperasi secara serentak di 63 titik sejak 14 Juli 2025 dan sisanya sebanyak 37 titik akan menyusul pada akhir Juli 2025. Dengan demikian, total 100 titik rintisan disebut akan siap berjalan penuh pada awal Agustus 2025. (CR-5)


Berita Terkait


News Update