POSKOTA.CO.ID - Bumi kembali menunjukkan keanehan yang memicu decak kagum sekaligus tanda tanya. Dalam beberapa tahun terakhir, planet kita tercinta ini ternyata berputar semakin cepat, dan puncaknya diprediksi terjadi pada Juli-Agustus 2025. Akibatnya, hari-hari dalam periode tersebut akan lebih singkat dari biasanya, meski hanya dalam hitungan milidetik.
Fenomena ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sejak 2020, para peneliti mencatat tren percepatan rotasi Bumi yang belum sepenuhnya bisa dijelaskan.
Yang lebih mengejutkan, pada 2024 lalu, Bumi bahkan mencatat rekor hari terpendek dalam sejarah modern, di mana satu hari berlangsung 1,66 milidetik lebih cepat dari durasi normal 24 jam.
Lantas, apa penyebabnya? Salah satu faktor yang diduga kuat adalah pengaruh posisi Bulan yang berubah-ubah.
Baca Juga: Hari Bumi dan Peringatan Bahaya Perubahan Iklim, NOAA: Bencana Nyata!
Meski Bulan dikenal sebagai penyebab perlambatan rotasi Bumi dalam jangka panjang, saat ia berada jauh dari ekuator, gaya tariknya berkurang, sehingga Bumi justru berputar lebih cepat.
Namun, ilmuwan masih terus menyelidiki apakah ada faktor lain yang turut berperan dalam fenomena misterius ini.
Pernah Terjadi Sejak 2020
Ini bukan pertama kalinya Bumi berputar lebih cepat. Sejak 2020, para ilmuwan mencatat percepatan rotasi yang belum sepenuhnya terjelaskan. Bahkan, pada 2024, tercatat hari terpendek dalam sejarah modern, yakni 1,66 milidetik lebih cepat dari biasanya.
Meskipun Bulan dikenal sebagai faktor utama yang memperlambat rotasi Bumi dalam jangka panjang, posisinya yang menjauhi ekuator justru dapat mengurangi efek perlambatan tersebut.
"Ketika Bulan berada pada jarak maksimum dari ekuator, gaya tariknya berkurang, sehingga Bumi berputar lebih cepat," jelas laporan dari IFL Science 1 Juli 2025.
Detik Kabisat Tak Lagi Dibutuhkan?
Selama beberapa dekade, ilmuwan telah menambahkan 27 detik kabisat sejak 1972 untuk mengkompensasi perlambatan rotasi Bumi. Namun, sejak 2016, tidak ada lagi penambahan detik kabisat, dan IERS memastikan tidak akan ada penyesuaian waktu pada Juni 2025.
Judah Levine, fisikawan dari National Institute of Standards and Technology (NIST), mengaku terkejut dengan fenomena ini. "Asumsi kami selalu bahwa Bumi akan terus melambat, sehingga detik kabisat tetap diperlukan. Tapi kini, rotasi justru semakin cepat. Ini sangat tidak terduga," ujarnya.
Baca Juga: Memperingati Hari Bumi 22 April, Simak Sejarah Singkatnya
Apa Penyebabnya?
Para ilmuwan masih belum yakin mengapa Bumi berakselerasi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa teori menyebutkan bahwa perubahan di inti Bumi, pergeseran massa es di kutub, atau dinamika atmosfer dan lautan mungkin berperan. Namun, belum ada kesimpulan pasti.
Meski begitu, para ahli meyakini bahwa dalam jangka panjang, Bumi akan kembali melambat karena faktor-faktor seperti pencairan es dan redistribusi massa planet.
Dampak pada Kehidupan
Perubahan kecil dalam rotasi Bumi mungkin tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sistem teknologi global, seperti GPS, jaringan komunikasi, dan transaksi keuangan, bergantung pada ketepatan waktu atomik. Jika tren ini berlanjut, dunia mungkin perlu mempertimbangkan penyesuaian baru dalam pengukuran waktu.
IERS terus memantau perubahan rotasi Bumi dan akan memberikan pembaruan jika diperlukan. Sementara itu, fenomena ini menjadi pengingat betapa dinamisnya planet kita, dan betapa banyak misteri yang masih tersimpan di dalamnya.