Kalkulasi Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI, Agung Baskoro: Butuh Kendaraan Politik

Sabtu 17 Mei 2025, 19:29 WIB
Potret Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mengkalkulasi untuk menjadi Ketum PSI. (Sumber: Instagram/Jokowi)

Potret Joko Widodo (Jokowi) yang tengah mengkalkulasi untuk menjadi Ketum PSI. (Sumber: Instagram/Jokowi)

POSKOTA.CO.ID - Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) kini tengah berhitung untuk menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Namun sebelum hal tersebut terjadi, Jokowi harus terlebih dahulu bergabung dengan PSI untuk bisa menduduki jabatan sentral tersebut.

“Masih kalkulasi, jangan sampai saya daftar nanti saya kalah,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengaku belum mengikuti pendaftaran calon Ketua Umum PSI karena waktunya masih panjang.

Baca Juga: Heboh Uji Labfor Ijazah Jokowi Makin Disoroti, Begini Kata Eks Wakalpolri

“Masih panjang sampai Juli. Seingat saya Juni atau Juli,” ucapnya.

Peluang Jokowi Kalah Kecil

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menyampaikan jika Jokowi membutuhkan kendaraan politik seperti Megawati Soekarnoputri yang menjadi Ketum PDI Perjuangan atau Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

Lalu di sisi lain, PSI juga membutuhkan sosok atau figur yang cukup kuat semisal Jokowi.

“Ini berkelindan, satu butuh kendaraan yang satu butuh figur. Peluang Jokowi untuk maju sebagai ketum PSI ini besar, sehingga muncul kata-kata kalkulasi. Artinya jangan sampai saat maju, ada kompetitor yang punya kekuatan sebanding dan punya potensi bisa mengalahkan. Intinya enggak malu-maluin lah,” ucap Agung dikutip pada Sabtu, 17 Mei 2025.

Baca Juga: Jokowi Serahkan Fotokopi Ijazah ke Polisi sebagai Bukti, Begini Kata Rismon Hasiholan Sianipar

Agung menilai jika peluang Jokowi kalah dalam pemilihan menjadi ketum PSI ini sangat kecil. Pasalnya, sejak awal PSI melabeli diri sebagai partai Jokowisme.

“Sejak awal PSI sudah melabeli dirinya sebagai partai Jokowi, sehingga ketika maju secara otomatis siapa pun lawannya pasti pikir ulang atau kalau pun maju pasti ‘disetop’, karena Jokowi maju termasuk Kaesang,” kata Agung.

Menurut Agung kemungkinan Jokowi menjadi ketum PSI ini besar dengan alasan membutuhkan kendaraan politik. Sebab mesti menjaga warisan pemerintahannya dulu.

Selain itu, agar pengaruhnya tidak pudar dan sebagai benteng pertahanan politik agar tidak menjadi bulan-bulanan lawannya.

Baca Juga: Kontroversi Dosen Pembimbing Jokowi, Fakta Mengejutkan di Balik Pernyataan Jokowi tentang Dosen Pembimbingnya

“Sekarang soal ijazah diserang, keluarganya, Gibran bahkan muncul ancaman pemakzulan,” ungkapnya.

Dari alasan-alasan tersebut PSI dapat menjadi benteng pelindung Jokowi untuk menangkis segala macam serangan lawan politiknya dengan menjadi ketua umum.

Lebih lanjut, dengan adanya Jokowi dinilai akan menjadi magnet bagi PSI untuk berkembang ke depannya.

“Kemungkinan orang jadi tertarik masuk ke PSI, tinggal bagaimana magnet figur ini dikemas. Sekarang ini punya momen yang pas untuk menepis anggapan banyak pihak,” pungkasnya.


Berita Terkait


News Update