Viral! Begini Cara Membuat Prank AI Orang Asing Masuk ke Rumah yang Tampak Nyata, Apakah Aman?

Kamis 09 Okt 2025, 10:32 WIB
Contoh visual “prank AI” yang memperlihatkan figur tambahan dalam foto rumah, hasil penyuntingan berbasis kecerdasan buatan. (Sumber: Tiktok/@alvinmerry)

Contoh visual “prank AI” yang memperlihatkan figur tambahan dalam foto rumah, hasil penyuntingan berbasis kecerdasan buatan. (Sumber: Tiktok/@alvinmerry)

Fenomena ini menimbulkan dilema besar antara kreativitas dan privasi. Berikut risiko yang paling sering terjadi:

1. Pelanggaran Privasi

Mengedit foto seseorang tanpa izin melanggar hak privasi, terlebih jika wajah orang tersebut dipakai untuk kepentingan hiburan atau viralitas.

2. Reputasi dan Dampak Psikologis

Bagi korban, melihat wajahnya muncul dalam konteks yang menakutkan atau memalukan bisa menimbulkan trauma emosional. Dalam kasus ekstrem, hal ini bisa memicu perundungan daring (cyberbullying).

3. Implikasi Hukum

Di Indonesia, konten semacam ini dapat melanggar UU ITE, UU Perlindungan Data Pribadi, atau aturan pencemaran nama baik. Di negara lain, deepfake juga diatur ketat dalam konteks privasi dan keamanan publik.

4. Misinformasi dan Krisis Kepercayaan

Konten prank AI yang realistis berpotensi memperburuk disinformasi visual di dunia digital. Publik semakin sulit membedakan mana foto nyata dan mana yang manipulatif.

Oleh sebab itu, transparansi dan izin harus menjadi prinsip utama dalam pembuatan konten berbasis AI.

Cara Membuat Konten Prank AI yang Etis dan Aman

Jika tujuan Anda adalah menciptakan hiburan kreatif tanpa merugikan siapa pun, berikut pedoman membuat konten prank AI secara bertanggung jawab:

1. Gunakan Subjek yang Memberikan Izin

Selalu minta persetujuan orang yang fotonya akan digunakan. Idealnya, persetujuan diberikan secara tertulis dan disertai penjelasan bahwa foto tersebut akan diubah dengan teknologi AI.

2. Ciptakan Karakter Fiksi atau Avatar

Alih-alih menampilkan wajah orang sungguhan, buat karakter fiksi—misalnya dengan gaya kartun, avatar digital, atau boneka 3D.
Dengan begitu, Anda tetap dapat menghasilkan efek “prank” tanpa melanggar privasi.

3. Labeli Konten Secara Transparan

Tambahkan keterangan seperti “AI-generated image”, “editan AI”, atau “konten prank”. Langkah ini membantu publik memahami konteks dan mencegah kesalahpahaman.

4. Hindari Tema Kekerasan atau Penghinaan

Jangan menampilkan figur tambahan dalam situasi yang merendahkan, menakutkan, atau mengandung stigma negatif.
Ingat, humor tidak boleh dibangun di atas penderitaan atau citra buruk orang lain.

5. Pilih Platform dengan Kebijakan Jelas

Gunakan layanan AI yang memiliki fitur pengaturan privasi, kontrol kualitas hasil, dan aturan etika penggunaan.
Baca syarat penggunaan (ToS) agar memahami batas legal dan lisensi gambar yang dihasilkan.

6. Tambahkan Watermark atau Indikator Visual


Berita Terkait


News Update