BUDURAN, POSKOTA.CO.ID - Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto, bersama Pejabat Utama (PJU) Polda Jatim meninjau langsung proses evakuasi korban robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat, 3 Oktober 2025.
Dalam kesempatan itu, ia memastikan bahwa proses identifikasi korban berjalan secara intensif.
"Sudah ada lima jenazah yang berhasil diidentifikasi di posko Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Surabaya. Tinggal menunggu hasilnya supaya jelas identitasnya,” ujar Nanang, dalam keterangannya, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Nanang juga menegaskan, proses pencarian dan evakuasi dilakukan tanpa henti selama 24 jam dengan dukungan penuh personel gabungan, peralatan, hingga tenaga ahli konstruksi.
Baca Juga: HUT TNI di Monas, Pengguna KRL Diprediksi Naik 33 Persen
Untuk memudahkan pendataan, korban dibagi ke dalam tiga klaster, yaitu santri, pengurus pesantren, serta pekerja bangunan yang terlibat dalam renovasi.
“Dari data awal, ada 58 orang yang belum diketahui keberadaannya. Lima di antaranya sudah ditemukan. Data santri dan pengurus sudah mulai terkumpul, namun untuk pekerja bangunan kita masih menelusuri siapa yang bertanggung jawab, termasuk mencari pimpinan proyeknya,” jelas Nanang.
Menurut Nanang, sejak hari pertama pascakejadian, aparat gabungan memprioritaskan penyelamatan korban. Dalam tiga hari masa golden time, tim berhasil menyelamatkan satu korban dalam kondisi hidup, sementara enam lainnya ditemukan meninggal dunia.
Setelah masa kritis itu lewat, sesuai SOP Basarnas, fokus beralih pada pembersihan material agar alat berat bisa masuk.
Proses evakuasi sendiri menghadapi tantangan besar karena struktur bangunan empat lantai yang roboh menimpa banyak penghuni secara bersamaan. Hal ini membuat pemindahan material tidak bisa dilakukan sembarangan, sebab dikhawatirkan dapat merusak posisi korban yang masih tertimbun.
Baca Juga: Menu MBG di Pandeglang Diuji, Ahli Gizi Sesuaikan dengan Selera Anak Sekolah