Latar belakang perpanjangan program bukan tanpa alasan. Analisis pemerintah menunjukkan adanya kemungkinan penurunan pasokan beras domestik pada kuartal akhir tahun, yang berpotensi memicu kenaikan harga.
Dengan menyalurkan bantuan beras secara langsung, pemerintah bertujuan untuk menekan inflasi dan melindungi daya beli masyarakat yang paling rentan.
Dampak Ganda: Bantu Keluarga dan Stabilkan Pasar
Keberlanjutan program bansos beras 10 kg ini memiliki dampak ganda yang positif. Bagi keluarga penerima, bantuan ini setara dengan mengamankan porsi anggaran untuk kebutuhan pangan pokok, sehingga dana yang ada dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain seperti pendidikan, kesehatan, atau transportasi.
Bagi perekonomian secara makro, program ini berfungsi sebagai stabilisator harga. Dengan memenuhi kebutuhan melalui saluran non-pasar untuk 18,2 juta keluarga, tekanan permintaan terhadap beras komersial dapat berkurang, sehingga harga di pasar tradisional dan modern pun menjadi lebih terkendali.
Keberhasilan realisasi program serupa pada periode sebelumnya, yang mencapai 99,34% dari target, juga menjadi pijakan keyakinan bahwa penyaluran kali ini dapat berjalan lebih efisien dan tepat sasaran.
Baca Juga: 4 Penyebab Bansos PKH dan BPNT Tidak Cair dan Solusi Mengatasinya
Langkah Jaga Ketahanan Pangan Nasional
Perpanjangan bansos beras 10 kg hingga akhir 2025 merupakan langkah strategis dan responsif pemerintah. Kebijakan ini tidak hanya menjadi bantuan sosial, tetapi juga investasi dalam menjaga stabilitas nasional.
Dengan jadwal yang terencana dan sasaran yang jelas, program ini diharapkan menjadi penopang yang kokoh bagi ketahanan pangan jutaan keluarga Indonesia di penghujung tahun.