Secara teknis, Chromebook adalah jenis komputer portabel (laptop) yang menjalankan sistem operasi Chrome OS yang dikembangkan oleh Google. Berbeda dengan laptop Windows atau macOS, filosofi utama Chromebook adalah "komputasi awan" (cloud computing).
Baca Juga: Profil Nadiem Makarim: Dari Founder Gojek, Menteri Jokowi, hingga Terseret Kasus Korupsi Chromebook
Ciri Khas Chromebook
- Sistem Operasi Ringan: Chrome OS berbasis Linux dan dirancang untuk berjalan cepat bahkan pada perangkat dengan hardware spesifikasi menengah ke bawah.
- Bergantung pada Internet: Sebagian besar pekerjaan dilakukan melalui browser Google Chrome dan aplikasi web. Data disimpan secara online di Google Drive.
- Booting Super Cepat: Chromebook bisa menyala dan siap digunakan hanya dalam hitungan detik.
- Keamanan Terintegrasi: Fitur seperti update otomatis, sandboxing, dan enkripsi data membuatnya relatif kebal dari virus komputer tradisional.
- Harga Terjangkau: Karena tidak membutuhkan hardware tinggi, harga Chromebook umumnya lebih murah daripada laptop konvensional.
Chromebook dalam Dunia Pendidikan: Idealisme dan Realita
Terlepas dari kasus korupsi, Chromebook sebenarnya adalah alat yang secara global telah diadopsi luas di sektor pendidikan, khususnya di Amerika Serikat dimana perangkat ini menguasai 60 persen pasar komputer sekolah pada 2018.
Alasannya sederhana: harga terjangkau, mudah dikelola, dan terintegrasi sempurna dengan ekosistem Google for Education seperti Google Classroom, Docs, Sheets, dan Drive.
Di Indonesia, Chromebook yang dibagikan terhubung dengan Akun belajar.id milik Kemendikbudristek dan dikelola via Chrome Device Management (CDM), sehingga dapat dibatasi hanya untuk keperluan edukasi.
Namun, idealisme ini memiliki tantangannya sendiri. Kritik utama terhadap Chromebook di sekolah adalah ketergantungannya pada koneksi internet yang stabil, yang masih menjadi masalah di banyak daerah di Indonesia.
Selain itu, pada 2017, LSM Electronic Frontier Foundation (EFF) pernah menuding Google mengumpulkan data pribadi siswa melalui perangkat ini, meskipun Google telah menyangkal dan meningkatkan kebijakan privasinya.
Baca Juga: Siapa Pemilik Gojek Sekarang? Jadi Sorotan Usai Nadiem Makarim Jadi Tersangka Pengadaan Laptop
Dua Sisi Mata Uang: Teknologi dan Tata Kelola
Kasus dugaan korupsi Nadiem Makarim ini pada akhirnya memisahkan dua hal penting: kelebihan teknologi Chromebook sebagai alat bantu belajar dan buruknya tata kelola dan pengadaan barang di instansi pemerintah.
Chromebook, sebagai produk, tetaplah alat teknologi yang memiliki manfaat dan kekurangan. Kehebohan yang terjadi justru menyoroti betapa program yang secara konsep brilian untuk memajukan pendidikan dapat dikalahkan oleh alleged moral hazard dan integritas yang lemah.
Penyidikan Kejagung ke depan akan mengungkap apakah kerugian negara triliunan rupiah itu berasal dari produk Chromebook-nya sendiri, atau dari skema koruptif yang mengitari proses pengadaannya. Masyarakat kini menunggu kejelasan hukum, sambil berharap cita-cita digitalisasi pendidikan tidak ikut menjadi korban.