Timothy Ronald Soroti Sistem Kredit: Mengapa Orang Kaya Tak Pernah Beli Barang Secara Cicilan?

Rabu 23 Jul 2025, 12:03 WIB
Ungkapan Jujur Timothy Ronald: Skema Cicilan Didesain untuk Kelas Menengah, Bukan Orang Tajir (Sumber: Instagram/@timothyronald)

Ungkapan Jujur Timothy Ronald: Skema Cicilan Didesain untuk Kelas Menengah, Bukan Orang Tajir (Sumber: Instagram/@timothyronald)

POSKOTA.CO.ID - Timothy Ronald bukan hanya sekadar konten kreator yang aktif di TikTok dan YouTube. Ia adalah simbol dari wajah muda Indonesia yang sedang berusaha membongkar narasi lama soal keuangan.

Sebagai pendiri Akademi Crypto, Timothy tidak hanya bicara soal cuan dari aset digital, tapi juga menyoroti sistem ekonomi yang menurutnya menyimpan jebakan terselubung khususnya untuk kelas menengah.

Salah satu pernyataannya yang viral berasal dari video TikTok yang diunggah akun @majalah18pless. Dalam video tersebut, Timothy mengungkapkan bahwa “orang kaya nggak ada yang beli barang pakai cicilan.” Kalimat ini memicu perdebatan panjang di kolom komentar. Ada yang setuju sepenuh hati, ada pula yang menganggap ucapannya terkesan menyederhanakan realitas finansial masyarakat.

Tapi apa sebenarnya maksud di balik pernyataan tersebut?

Baca Juga: Timothy Ronald Ungkap Strategi Sukses 10 Kali Lebih Cepat dengan Cara Ini, Simak Penjelasannya

Cicilan: Solusi Pintas atau Perangkap Jangka Panjang?

Menurut Timothy, sistem cicilan bukanlah alat bantu finansial, melainkan perangkap kelas menengah. Ia menilai, orang kaya tidak mencicil karena sudah punya dana cukup untuk membayar lunas. Sementara itu, kelas menengah sering kali merasa “mampu” membeli barang karena tersedia pilihan cicilan ringan, bahkan tanpa bunga.

Namun di balik itu, ada biaya tersembunyi mulai dari administrasi, asuransi wajib, hingga konsekuensi psikologis: ilusi mampu.

Analogi yang digunakan Timothy sangat kuat: hamster yang terus berlari di roda. Mereka tampak aktif, bekerja keras, tapi tidak pernah benar-benar berpindah tempat. Begitulah gambaran kehidupan kelas menengah menurutnya penghasilan bulanan habis untuk membayar cicilan, tanpa ada ruang untuk menabung, apalagi berinvestasi.

Realita Ekonomi: Inflasi Menggerus, Cicilan Menjerat

Pandangan Timothy juga menyentuh fenomena yang lebih luas: inflasi. Ia mengkritisi bagaimana harga barang dan kebutuhan hidup meningkat tajam, sementara penghasilan stagnan. Ini menjadikan kelas menengah makin tersudut.

Misalnya, biaya hidup selama pandemi seperti PCR, masker, dan vitamin melonjak drastis. Di saat yang sama, tawaran cicilan mulai merambah ke semua sektor: dari mobil, laptop, hingga alat kebersihan seperti vacuum cleaner.

Skema cicilan tampak meringankan, namun pada akhirnya menyusutkan potensi keuangan. Seiring waktu, seseorang bisa memiliki lima sampai enam cicilan aktif tanpa sadar telah menumpuk beban yang tidak proporsional dengan penghasilannya.


Berita Terkait


News Update