“Lu harus marah sama diri lu sendiri ketika kondisi lu itu bukan seperti yang lu mau.”
“Ketika gua ngomong, ‘Saya akan bikin 100 sekolah,’ itu akan gua jadikan kenyataan walaupun gua harus mati untuk melakukan itu.”
Timothy menegaskan bahwa omongan yang tak direalisasikan hanya akan menjadi kebohongan terhadap diri sendiri, sesuatu yang menurutnya sangat merusak.
Baca Juga: Tiga Prinsip Investasi ala Timothy Ronald: Jangan Rugi, Pahami Aset, dan Pikirkan Jangka Panjang
Timothy juga menceritakan pengalaman pribadinya, dari dibesarkan dalam keluarga sederhana hingga bisa membeli supercar. Sebuah momen yang disebut mengubah hidupnya adalah ketika ia ditolak parkir di lokasi premium sementara mobil Ferrari 458 mendapat akses langsung.
“Gua mikir, ‘Kok bajingan ini bisa naik supercar-nya ke sini dan dia enggak kerja gitu loh.’ Gua jadi panas akan kondisi gua sendiri.”
Ia menilai, banyak orang menyikapi kondisi serupa dengan sikap iri, namun ia memilih menjadikannya motivasi.
“Kalau kalian lihat seperti itu terus cuman biasa aja, atau malah kalian katain ‘sombong banget,’ lu enggak akan pernah maju.”
Baca Juga: Kenapa Gen Z Miskin? Timothy Ronald Sebut Ini Biang Keroknya
Timothy juga mendorong anak muda untuk mengambil langkah berani dalam memilih jalur karier, terutama yang disebutnya sebagai “bet asimetris”—yaitu taruhan kecil dengan potensi hasil besar.
“Lu cari bet yang asimetris. Lu sudah orang miskin. Orang miskin tuh tidak berhak untuk skeptis.”
Menurutnya, salah satu cara paling realistis untuk sukses adalah masuk ke industri masa depan seperti kecerdasan buatan (AI).