Seorang guru yang dulu menghukum murid keras, lalu berubah menjadi pendidik yang lembut, tidak layak dilecehkan hanya karena “berubah.” Seorang pemimpin yang berani meminta maaf karena salah arah patut diteladani, bukan dicemooh.
Cara Sehat Mengelola Perubahan Pandangan
Bila Anda merasa resah karena harus merevisi pendapat, coba lakukan ini:
Validasi Perasaan Tidak Nyaman
Wajar merasa malu. Tetapi itu bagian alami dari pembelajaran.
Pisahkan Ego dari Fakta
Anda tidak kalah hanya karena mengakui kesalahan.
Komunikasikan dengan Jelas
Jika perubahan pendapat menyangkut orang lain, jelaskan alasannya dengan jujur.
Rayakan Proses Bertumbuh
Bukan hasil akhir yang terpenting, melainkan keberanian belajar.
Jika Anda merasa takut disebut tidak konsisten, ingatlah bahwa dunia tidak statis. Manusia adalah makhluk yang terus berevolusi, begitu pula pikiran dan keyakinan kita.
Keberanian mengakui kesalahan bukan tanda kebodohan, melainkan keberanian tertinggi yang dimiliki manusia.
Seperti kata Timothy Ronald:
“Takut untuk menjilat ludah sendiri adalah tanda kesetiaan pada arogansi dan ego.”
Maka, daripada sibuk mempertahankan citra “konsisten,” mari konsisten menjadi pencari kebenaran. Karena pada akhirnya, pertumbuhan sejati lahir dari kesediaan untuk berubah.