Padahal, aktivitas ini butuh pemahaman teknikal, analisis pasar, dan mental yang kuat.
“Trading itu ibarat adu strategi cepat. Kalau kamu belum siap, lebih baik jadi investor dulu,” jelasnya.
Untuk pemula, pendekatan beli dan simpan (buy and hold) dalam jangka panjang lebih direkomendasikan, terutama pada aset yang punya fundamental kuat.
5. Jangan Mudah Tergoda Meme Coin dan Janji Manis
Crypto bukan tempat untuk berjudi. Banyak investor pemula terjebak dalam euforia membeli meme coin seperti Shiba Inu atau Dogecoin hanya karena tren.
Data dari exchange Indonesia menunjukkan, sebagian besar investor lokal memegang aset-aset berisiko tinggi tanpa fundamental yang jelas.
Padahal, jika ingin investasi yang sehat, Bitcoin dan Ethereum tetap menjadi pilihan paling aman untuk pemula.
6. Kenali Risiko Selling Pressure dan Tokenomics
Sebelum beli koin, penting untuk memahami siapa saja yang memegang token tersebut, kapan mereka bisa menjualnya (vesting period), dan berapa banyak pasokan yang beredar.
Jangan sampai kamu beli di puncak harga saat para early investor justru sedang menjual.
Selain itu, waspadai proyek yang menawarkan staking dengan return tinggi tapi inflasi tokennya tidak terkendali.
Ingat, crypto adalah maraton, bukan sprint. Jangan terburu-buru ingin cepat kaya. Pelajari, pahami, dan disiplin.
Bagi kamu yang baru mulai dan hanya punya gaji UMR, tak perlu minder. Dengan strategi yang tepat, kamu bisa ikut membangun masa depan finansial.
Disclaimer: Hasil dan strategi yang dijelaskan bersifat subyektif dan dapat berbeda-beda tergantung kondisi masing-masing individu.