Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba

Jumat 13 Jun 2025, 20:18 WIB
Terapi alternatif untuk kesehatan mental seperti yoga, suplemen omega-3 serta yang lainnya dapat membantu individu mengelola gejala gangguan kesehatan mental. (Sumber: Medical News Today)

Terapi alternatif untuk kesehatan mental seperti yoga, suplemen omega-3 serta yang lainnya dapat membantu individu mengelola gejala gangguan kesehatan mental. (Sumber: Medical News Today)

Risiko umumnya minimal, hanya kelelahan atau sesak napas ringan tergantung tingkat kebugaran.

Asam Lemak Tak Jenuh Ganda Omega-3

Asam lemak omega-3, yang banyak ditemukan dalam minyak ikan dikenal dapat mendukung kesehatan jantung dan berpotensi meredakan gejala kesehatan mental.

Suplemen omega-3 dapat membantu individu dengan depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, ADHD, gangguan kognitif, dan gangguan afektif musiman.

Meskipun bukti pendukungnya masih sedikit, risiko konsumsi omega-3 sangat minimal. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mengobati depresi dan menstabilkan suasana hati.

Oleh karena itu, omega-3dapat dipertimbangkan sebagai suplemen pelengkap untuk antidepresan dan obat kesehatan mental lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Tetap Segar Setelah Begadang Semalaman, Cocok untuk Pekerja Lemburan

Stimulasi Elektropis Kranial (CES)

Stimulasi Elektropis Kranial (CES) menggunakan perangkat listrik kecil untuk menstimulasi otak dengan arus yang tidak terasa.

FDA telah mengakui CES sebagai perangkat yang dapat digunakan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan gangguan tidur.

Meskipun mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dipahami, teori menunjukkan bahwa CES dapat meningkatkan kadar serotonin, dopamin, endorfin, dan neurotransmitter lain yang menstabilkan emosi.

Perangkat CES memerlukan resep dokter dan dapat digunakan di rumah.

Baca Juga: Apa Itu Depresi dan Bagaimana Gejalanya? Simak Informasinya di Sini

Efek samping jarang terjadi dan umumnya ringan, menjadikannya pilihan terapi yang masuk akal jika gejala tidak merespons pengobatan lain, terutama karena tidak ada interaksi obat.


Berita Terkait


News Update