Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba

Jumat 13 Jun 2025, 20:18 WIB
Terapi alternatif untuk kesehatan mental seperti yoga, suplemen omega-3 serta yang lainnya dapat membantu individu mengelola gejala gangguan kesehatan mental. (Sumber: Medical News Today)

Terapi alternatif untuk kesehatan mental seperti yoga, suplemen omega-3 serta yang lainnya dapat membantu individu mengelola gejala gangguan kesehatan mental. (Sumber: Medical News Today)

Namun, ibu hamil dan penderita gangguan bipolar harus berhati-hati.

Kava Kava

Kava atau kava kava (Piper methysticum), adalah tanaman asli Pasifik Barat yang telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Di AS, kava populer untuk mengurangi stres, kecemasan, dan peradangan.

Ekstrak kava dapat membantu individu dengan gangguan kecemasan ringan hingga sedang, dan efektif untuk penggunaan jangka pendek.

Baca Juga: Apa Itu Depresi dan Bagaimana Gejalanya? Simak Informasinya di Sini

Beberapa penelitian menunjukkan kava lebih unggul dari plasebo dalam mengobati kecemasan dan mungkin menjadi alternatif yang cocok untuk antidepresan.

Kava juga berpotensi membantu memori, tidur, dan gangguan penggunaan zat.

Namun, ada laporan toksisitas hati dan efek samping seperti sakit kepala dan kelelahan. Individu dengan penyakit hati atau yang mengonsumsi obat-obatan yang dimetabolisme hati harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi kava.

Baca Juga: Sering Menyalahkan Keadaan? Waspadai Self-Serving Bias, Musuh Dalam Diri yang Tak Terlihat

Terapi Hewan

Terapi hewan yang melibatkan anjing, kuda, atau hewan lain dapat membantu individu dengan masalah kesehatan mental.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi berbantuan hewan dapat mengurangi gejala emosional dan kejiwaan, termasuk kecemasan dan depresi.

Salah satu contohnya adalah psikoterapi berbantuan kuda (EAP), yang bertujuan meningkatkan emosi dan perilaku melalui perawatan dan menunggang kuda.

Kuda, sebagai hewan mangsa, sangat sensitif terhadap emosi manusia, mendorong peserta untuk membangun koneksi berdasarkan pemahaman bersama.


Berita Terkait


News Update