Jangan Jual Aset untuk Lunasi Pindar atau Kartu Kredit, Ini Alasannya

Minggu 18 Mei 2025, 13:32 WIB
Ilustrasi. Kreator keuangan menyarankan kepada para nasabah agar tidak menjual aset untuk melunasi utang pindar dan kartu kredit, ternyata ini alasannya. (Sumber: Pinterest)

Ilustrasi. Kreator keuangan menyarankan kepada para nasabah agar tidak menjual aset untuk melunasi utang pindar dan kartu kredit, ternyata ini alasannya. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Sebuah video yang viral di media sosial, khususnya TikTok, memperlihatkan percakapan mengenai keputusan seseorang yang berniat menjual rukonya demi melunasi tagihan kartu kredit.

Namun, seorang pria dalam video tersebut menentangnya. "Jangan dijual, nanti lama-lama kamu jual semuanya," ujarnya, dikutip dari YouTube Raja Galbay pada Minggu, 18 Mei 2025.

Pernyataan ini memancing beragam reaksi dari netizen termasuk kreator keuangan di kanal YouTube Raja Galbay, bahkan orang-orang di kalangan mereka yang mengalami gagal bayar atau galbay.

Baca Juga: Cek Daftar 5 Pindar Legal Resmi Berizin OJK dan Cepat Cair ke Rekening!

Fenomena galbay, atau gagal bayar di layanan pindar maupun pinjol ilegal, memang menjadi topik yang banyak diperbincangkan, khususnya di komunitas daring seperti grup Facebook "Raja Galbay".

Dikabarkan bahwa dalam grup ini, banyak warganet berbagi pengalaman serta mencari dukungan sesama pengguna yang mengalami kondisi serupa.

Salah satu anggota mengungkapkan bahwa ia sudah dua bulan menunggak di beberapa aplikasi seperti S-Pinjam, Shopee, GoPinjam, dan Kredivo. Ia khawatir apakah Debt Collector (DC) akan datang ke rumah.

Pertanyaan ini umum muncul dari pengguna yang baru pertama kali galbay, namun jawaban pastinya tidak ada yang tahu.

Baca Juga: Mau Dapat Limit Pinjaman Besar dari Pindar? Cek Syarat Penting yang Perlu Diketahui

Secara umum, kunjungan DC biasanya terjadi setelah tiga bulan keterlambatan pembayaran, meskipun ini lebih sering diterapkan oleh bank dan perusahaan leasing dibandingkan aplikasi pindar digital.

Namun, fokus sebenarnya bukan pada apakah DC akan datang atau tidak, melainkan pada kesiapan mental menghadapi konsekuensinya.


Berita Terkait


News Update