JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mengungkapkan, saluran eksisting mampu mengatasi perlimbahan domestik.
Kepala Bidang Pengelolaan Air Limbah Dinas SDA Jakarta, Robby Dwi Mariansyah menyampaikan, saluran itu awalnya dirancang untuk drainase air hujan.
Namun, Jakarta mengalami tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan pengelolaan air limbah domestik, terutama wilayah padat penduduk dan permukiman informal.
"(Sehingga) sistem (saluran eksisting) ini masih memiliki potensi adaptif jika dikelola dengan tepat," kata Robby kepada Poskota, Kamis, 15 Mei 2025.
Baca Juga: Dinas SDA Ungkap Tantangan Hadapi Limbah Domestik di Jakarta
Robby menyebut, mayoritas saluran di Jakarta menampung air hujan dan limbah domestik. Banyak saluran tidak kedap dan belum terhubung ke jaringan perpipaan air limbah domestik atau Instalasi Pengolahan Air limbah domestik Domestik (IPALD) Terpusat berskala permukiman.
Atas dasar itu, pihaknya memanfaatkan saluran eksisting sebagai Jalur Pengangkutan Air limbah domestik Terbatas.
"Di beberapa wilayah padat, saluran eksisting dioptimalkan sementara untuk mengalirkan air limbah domestik rumah tangga ringan (greywater), terutama jika akses ke jaringan perpipaan belum tersedia," ucapnya.
"Sedangkan untuk blackwater menggunakan tangki septik," sambungnya.
Baca Juga: Warga Buang Limbah Tinja ke Kali, DPRD Jakarta Desak Septic Tank Komunal Dibangun
Selain itu, ia mengatakan, setiap rumah yang mengalirkan langsung grey water perlu dilengkapi unit penyaringan awal dan grease trap agar pencemaran tidak langsung masuk sungai.
Kendati begitu, pihaknya telah melakukan pembangunan Sistem Pengelolaan Air limbah domestik Domestik (SPALD), baik SPALD Terpusat (SPALD-T), SPALD Setempat (SPALD-S) dan program Revitalisasi Tanki Septic Bersubsidi.
"SPALD-T skala permukiman yang telah terbangun tersebar di sejumlah lokasi, Jakarta Timur 10 unit, Jakarta Barat 4 unit Jakarta Utara 9 unit, Jakarta Pusat 3 unit Jakarta Selatan 4 unit dan Kepulauan Seribu 24 unit," ungkap Robby.
Satu SPALD-T yang sudah beroperasi berada di Waduk Rambutan, Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Sistem pengolahan tersebut mampu menampung kurang lebih 200 sambungan rumah.
Baca Juga: Pemprov Jakarta Awasi Ketat Pengelolaan Limbah PT Elnusa Petrofin karena Ketahuan Melanggar
Robby mengaku, masyarakat sekitar merasa terbantu dengan adanya SPALD-T tersebut.
"Bahkan masyarakat meminta agar program ini diperluas agar dapat menjangkau lebih banyak sambungan rumah (SR) yang terhubung ke SPALD-T tersebut," katanya.
Sementara itu, untuk subsidi revitalisasi tangki septic rumah tangga, telah dilakukan di sejumlah lokasi.
"Pada tahun 2020-2022 telah dilaksanakan program Subsidi Revitalisasi Tangki Septik Rumah Tangga di 3.693 titik dan pada tahun 2023 juga telah dilaksanakan program Rehabilitasi MCK dan/Tangki Septik Komunal di 55 titik," kata Robby.
Ia menjelaskan, titik lokasi pelaksanaan program-program tersebut tersebar di lima wilayah kota administrasi Jakarta yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terhadap akses sanitasi.
"Kehadiran program-program tersebut dapat menjadi acuan sistem sanitasi demi mencapai pelayanan pengelolaan air limbah domestik domestik yang menyeluruh kepada masyarakat," ucap dia. (CR-4)