"Saya kira, Pak Gubernur itu hatinya putih. Dan ia ingin menunjukkan bahwa dari dalam dirinya putih, maka ia pun mengenakan pakaian putih di luar," ujar Menteri HAM tersebut.
Makna Busana Putih dan Kejujuran Simbolik
Dalam konteks kebudayaan Indonesia, warna putih sering dikaitkan dengan kesucian, kejujuran, dan ketulusan hati.
Di dunia politik dan pemerintahan, pakaian serba putih yang dikenakan oleh Dedi Mulyadi dapat dimaknai sebagai pesan akan transparansi, keikhlasan melayani rakyat.
Baca Juga: Terungkap! Alasan Ayah 7 Anak Nekat Ajukan Vasektomi ke Dedi Mulyadi: Demi Masa Depan Keluarga
Selain itu Dedi juga mengartikan warna putih sebagai ajakan moral kepada publik untuk menjalani kehidupan yang bersih dan sederhana.
Pakaian bukan sekadar penutup tubuh, melainkan ekspresi nilai dan jati diri. Dalam hal ini, Gubernur Dedi Mulyadi menyampaikan pesan penting: ketika seorang pemimpin tampil dengan busana yang mencerminkan kebersihan dan kesederhanaan, maka publik akan lebih mudah melihat dan menilai komitmen moralnya.
Iket Sunda sebagai Simbol Identitas Budaya
Selain membahas busana putih, Natalius Pigai juga tertarik dengan penutup kepala khas Sunda yang dikenakan oleh Gubernur Dedi Mulyadi.
"Kalau ini, simbol budaya ya?" tanya Natalius Pigai.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Klaim Program Didik Siswa Bermasalah di Barak Militer Tak Langgar HAM
Dedi Mulyadi kemudian menjelaskan bahwa iket yang dikenakannya merupakan bagian dari identitas budaya Sunda.
"Iket ini merupakan simbol budaya masyarakat Sunda. Di Jawa disebut blangkon," terang Dedi Mulyadi.
"Namun, iket Sunda biasanya lebih tinggi. Semakin ke barat, seperti Sumatera, iket itu makin tinggi. Sebaliknya, semakin ke timur, semakin pendek," imbuhnya.