Akibatnya, ia sering tidur sangat malam dan bangun siang, bahkan absen dari sekolah.
Saat ditanya oleh Dedi Mulyadi apa yang ia rasakan dari kebiasaan buruk itu, siswi tersebut menjawab untuk mencari ketenangan.
"Apa sih yang dirasakan saat minum di grup itu ketenangan apa kebahagiaan?" tanya Dedi Mulyadi.
"Ketenangan," imbuhnya.
Namun, saat ditelusuri lebih lanjut, akar permasalahan ternyata lebih dalam.
Ia mengaku kerap menyaksikan pertengkaran antara orang tuanya di rumah, yang membuatnya tidak nyaman dan mencari pelarian bersama teman-temannya.
"Memang ada problem apa di rumah?" tanya Dedi. “Orang tua sering bertengkar,” jawabnya lirih.
Barak Militer Sebagai Sarana Refleksi dan Perubahan
Baru dua hari menjalani pelatihan, siswi tersebut mengaku merasakan perubahan besar. Ia mulai bisa tidur lebih teratur dan merasa lebih tenang.
Atmosfer disiplin yang diterapkan pelatih TNI membantu mengatur pola hidup dan emosi para siswa.
Melihat semangat dan perubahan positif tersebut, Dedi Mulyadi menawarkan opsi lanjutan bagi para siswa setelah program berakhir.
Ia menyampaikan rencana pembentukan sekolah khusus yang didesain untuk remaja dengan latar belakang keluarga tidak harmonis atau tanpa pengasuhan.