“Selama di sini juga akan kami arahkan, ada pendidikan spesialis pertanian, peternakan, perikanan, dan pertukangan,” bebernya.
Langkah ini bertujuan menciptakan individu yang produktif dan mandiri secara ekonomi setelah menyelesaikan masa pelatihan di barak militer.
Disalurkan ke Proyek Pemerintah
Lebih lanjut, lulusan program ini akan diberdayakan dalam proyek-proyek pemerintah daerah, seperti pembangunan jalan, irigasi, atau fasilitas pendidikan.
Para peserta tidak hanya diawasi oleh militer selama bekerja, namun juga akan dipastikan bahwa penghasilan mereka disalurkan kepada keluarga sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
“Nanti mereka menjadi karyawan, tetapi diawasi oleh militer. Bekerja, lalu gajinya diserahkan ke keluarganya,” tutur Dedi Mulyadi.
Pendekatan ini menjadi sebuah terobosan karena menyatukan pembinaan moral, pelatihan teknis, dan pemberdayaan ekonomi dalam satu kesatuan program yang terstruktur.
Program yang digagas oleh Dedi Mulyadi ini menyulur berbagai komentar dari banyak pihak.
Namun jika berhasil, program ini berpotensi menjadi model pembinaan sosial yang dapat diterapkan di provinsi lain.
Pendekatan berbasis kedisiplinan, keterampilan, dan pengawasan militer bisa menjadi alternatif penanganan pelanggaran sosial ringan yang tidak efektif ditindak melalui mekanisme hukum konvensional.
Sebagai gubernur yang dikenal dengan inovasi sosialnya, Dedi Mulyadi kembali menunjukkan keberanian untuk mengambil langkah-langkah out of the box dalam menangani masalah kompleks di masyarakat.