POSKOTA.CO.ID - Di tengah arus digitalisasi, dunia koleksi fisik justru menunjukkan ketahanan luar biasa. Menurut para pelaku pasar, koleksi uang kuno Indonesia bukan hanya bernilai sejarah, tetapi juga menjadi aset investasi. Agustus 2025 mencatat peningkatan minat pembelian, khususnya untuk seri-seri yang sulit ditemukan.
Kolektor dari Eropa, Jepang, dan Timur Tengah semakin tertarik berburu uang kuno Indonesia karena kombinasi nilai historis, keunikan desain, dan kisah di baliknya. Bahkan, sejumlah lelang daring internasional mencatat harga fantastis untuk uang kertas seri lama dengan nomor seri unik.
Namun, harga tinggi tidak datang begitu saja. Penjual yang mampu memahami nilai koleksi, menyajikannya dengan baik, dan menawarkannya melalui kanal yang tepat, berpeluang mendapatkan hasil maksimal.
1. Pastikan Keaslian dan Sertakan Dokumen Pendukung
Keaslian adalah pondasi nilai uang kuno. Sebagus apa pun kondisinya, tanpa verifikasi keaslian, harga jual akan jatuh drastis.
Langkah yang dapat dilakukan:
- Verifikasi melalui ahli numismatik di museum, toko khusus, atau komunitas terpercaya.
- Gunakan layanan autentikasi resmi yang mengeluarkan sertifikat (Certificate of Authenticity/COA).
- Simpan provenance (riwayat kepemilikan dan asal-usul) jika ada.
Perspektif manusia:
Seorang kolektor senior dari Jakarta mengatakan, “Sertifikat itu seperti akta lahir. Begitu kamu punya dokumen resmi, pembeli dari luar negeri langsung lebih percaya. Bahkan, harga bisa naik 20–30%.”
2. Jaga Kondisi Fisik — Jangan Dibersihkan Secara Berlebihan
Kondisi uang kuno (grading) adalah faktor yang sangat menentukan harga.
Kriteria penilaian biasanya mencakup:
- Keutuhan kertas atau logam (tidak sobek, tidak retak)
- Kecerahan warna
- Tidak ada noda, coretan, atau bekas lipatan berat
Tips perawatan:
- Simpan dalam plastik bebas asam atau album khusus numismatik.
- Gunakan silica gel untuk mencegah kelembapan.
- Pegang dengan sarung tangan katun agar minyak dari jari tidak merusak permukaan.
Kesalahan umum yang harus dihindari adalah membersihkan dengan cairan atau menggosok. Hal ini justru merusak serat kertas atau menghilangkan patina pada koin, yang ironisnya menjadi nilai tambah bagi sebagian kolektor.
3. Gunakan Foto Profesional dari Berbagai Sudut
Dalam penjualan daring, foto adalah “etalase” utama. Foto yang buram atau gelap membuat pembeli ragu.
Teknik yang direkomendasikan:
- Latar polos (putih atau hitam)
- Pencahayaan alami atau softbox
- Kamera resolusi tinggi
- Ambil foto dari kedua sisi
- Foto close-up pada nomor seri, watermark, atau detail misprint
Contoh situasi:
Seorang penjual di Surabaya berhasil menjual uang kertas Rp500 bergambar orangutan dengan harga tiga kali lipat dari pasaran karena fotonya menampilkan detail serat kertas dan warna asli secara sempurna.