Respon atas Ijtima Ulama 3, Pengamat : Multaqo Ulama Cegah Bangsa Terpecah

Minggu 05 Mei 2019, 15:25 WIB

JAKARTA – Pengamat Politik Ujang Komaruddin berpendapat rekomendasi Multaqo ulama dapat mencegah bangsa Indonesia dari perpecahan. Rekomendasi yang dikeluarkan dalam mutaqlo dapat mendinginkan situasi politik. “(Rekomendasi Multaqo) Sangat rasional dan sangat wajar, istimewa, sudah sangat jelas rekam jejaknya,” kata Ujang Komaruddin kepada wartawan, Minggu (5/5/2019). Diketahui sejumlah ulama menggelar Multaqo Ulama, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (3/5/2019), dan mengeluarkan delapan rekomendasi. Ulama yang hadir dalam Multaqo itu yakni, Ketum PBNU Said Aqil Siradj, KH Maimoen Zubair, Habib Luthfi Bin Yahya, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar, dan Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) Nuril Arifin Husein alias Gus Nuril. Sejumlah rekomendasi Multaqo itu diantaranya, mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan sebagai umat manusia yang saling bersaudara satu sama lain. Umat juga diajak untuk menghindari dan menangkal aksi provokasi dan kekerasan dari pihak yang tidak bertanggunjwab selama dan setelah bulan suci ramadan. Menurut Ujang rekomendasi yang dikeluarkan dalam Multaqo ini merupakan rekomendasi umum dan tidak berbenturan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh sejumlah ulama lain dalam Ijtimak Ulama III. “Kalau Multaqo  rekomendasinya umum, itu kan respon dari ijtimak ulama,  itu ya harus umum kalau menabrak atau berhadap-hadapan dengan ijtimak ulama ini berbahaya oleh karena itu rekomendasinya umum misalnya menjaga persatuan, solidaritas, persaudaraan itu lebih penting,” katanya. Dia menilai selama ini rekomendasi ijtimak ulama itu  ditafsirkan sejumlah masyarakat sarat dengan kepentingan politik dan dinilai dapat memecah belah. Potensi perpecahan itulah yang menurut Ujang direspons oleh ulama yang berkumpul dalam Multaqo. “Saya mengatakan tidak ada asap kalau tidak ada api kan.  Jadi kita harus objektif dan terbuka saja menilai ini dan masyarakat Indonesia juga tahu bahwa Multaqo itu adalah respon dari rekomendasi ijtimak ulama,” tandasnya. “Saya ingin melihat ulama tidak anti politik. Silakan berpolitik tapi politik yang mempererat, merekatkan persatuan umat,” imbuh dia. Rekomendasi ijtima ulama III yang ingin mendiskualifikasi hasil Pilpres dan menganggap Pilpres curang, disebut Ujang, bisa memecah belah. “Inikan persoalan seandainya itu betul terjadi ada kecurangan ya buka saja, buktikan saja jangan membuat opini-opini yang membuat masyarakat bingung,” tutur dia. Lebih lanjut dia menambahkan, hal yang terpenting dalam menyikapi Pemilu 2019 adalah menjaga persatuan bangsa. “Masyarakat sudah cerdas ya. justru kita fokus saja ini Ramadhan pengumuman itu kan dilaksanakan pada bulan Ramadhan 22 Mei. artinya kita Hablum Minallah menjalankan ibadah puasa lalu Hablum minannas yakni berhubungan baik dengan sesama manusia. jadi harus baik juga 01 harus baik ke 02,” katanya. Dia mengingatkan agar tidak ada gerakan-gerakan anarki yang bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat Indonesia. “Kalau urusan nanti politik ikuti prosedur konstitusionalnya karena sudah ada aturan mainnya. Sudah ada undang undang nya, sudah ada konstitusi-nya. Kalau ada kecurangan  laporkan ke Bawaslu,” pungkas dia. (ikbal/tri)


Berita Terkait


News Update