Suradi Penjual Kantong Kresek jadi Bos Kopi

Selasa 21 Agu 2018, 01:20 WIB

KESUKSESAN bukan datang dari langit. Butuh perjuangan dan pengorbanan serta keuletan untuk meraihnya. Terlebih usaha tersebut diawali dengan modal seadanya. Jatuh bangun menjadi hal yang biasa. Setidaknya hal itu telah dilalui Suradi, 47, pemilik Toko Kopi Dunia di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bagaimana tidak, menjadi pengusaha ia rintis dari bawah. Pria asal Semarang, Jawa Tengah mengaku sempat berjualan kantong plastik kresek dan menawar-nawarkan kepada para pembeli sayur mayur. Karena hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pelan-pelan ia banting setir berjualan kopi. “Jualan kopi ini sejak tahun 2000 sebelum Pasar Santa di renovasi. Memang awalnya agak sulit, tapi saya tekuni. Alhamdulilah sejak beberapa tahun lalu jualan saya melejit. Bahkan peningkatannya lebih besar, mungkin ini juga sebagai jawaban atas kesabaran dan kerja keras selama ini yang saya lakukan,” jelasnya. Suami dari Ny.Nira Suradi, 38, menambahkan bahwa dipilihnya berjualan kopi lantaran melihat peluang tengah trennya jenis minuman tersebut. Masyarakat makin penasaran mencoba berbagai jenis kopi yang diproduksi di seluruh Indonesia. “Saya melihat peluang untuk memfasilitasi pecinta kopi agar tidak perlu jauh-jauh pergi keliling Indonesia untuk memenuhi rasa penasarannya mencoba berbagai jenis kopi nusantara. Cukup datang ke toko saya,” imbuhnya. Naluri bisnis Suradi ternyata tepat dan membuahkan hasil. Kopi miliknya banyak dibeli oleh cafe-cafe di Jakarta. Bahkan turis mancanegara. Setidaknya terdapat 20 jenis yang dijual Suradi di tokonya. Di antaranya kopi Aceh Gayo dengan harga bervariasi antara Rp150 ribu-Rp200/Kg, kopi Robusta Lampung berharga Rp70 ribu/Kg, Kopi Papua Rp150/Kg, Kopi Toraja Rp160/Kg, Kopi Kintamani Bali Rp100 ribu/Kg dan masih banyak lagi. Belakangan Toko Dunia Kopi makin dikenal dan memiliki pelanggan tetap. Ini lantaran dalam melakukan penjualan dirinya tidak mementingkan untung saja tapi kualitas bahkan harganyapun juga miring. “Setiap hari turis mancanegara mulai dari Asia sampai ke Eropa datang dan membeli serta menikmati kopi saya,” ucapnya. Kopi Gayo Aceh diakuinya menjadi kopi yang paling banyak dicari. Bahkan ada juga yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual di negaranya. "Kopi itu mempersatukan bangsa, karena dengan menikmati kopi bisa duduk bareng dan dapat menyelesaikan persoalan seberat apapun," tegas Suradi. CONTOH UMKM Sementara itu, Kepala Pasar Santa Ahmad Subhan mengakui semenjak adanya Dunia Kopi, hampir setiap hari Pasar Santa selalu dikunjungi wisatawan mancanegara. Bahkan bisa dikatakan saat ini Santa merupakan surganya kopi. "Perkembangannya sangat luar biasa sehingga pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) seperti Pak Suradi ini ikut kena dampak positifnya. Bahkan banyak wisatawan mancanegara datang ke Dunia Kopi untuk belanja. Mereka yang datang ini sudah merupakan pelanggannya," tutur Subhan. Dia juga mengaku apa yang dilakukan Suradi ini patut menjadi contoh. “Kopinya saat ini tidak hanya dibeli untuk dinikmati sendiri. Namun banyak wisatawan membeli kopi sebagai souvenir dan oleh-oleh untuk dibawa ke negaranya,” pungkas Subhan. (wandi/ruh)


News Update