DPRD DKI Jakarta Komitmen Perangi Perundungan, Selesaikan Masalah dari Akarnya

Selasa 09 Des 2025, 10:02 WIB
Foto bersama usai kegiatan Talkshow Edukatif bertema ‘Membangun Jakarta Bebas Bullying’ di Gedung DPRD DKI Jakarta. (Sumber: Dok. DDJP)

Foto bersama usai kegiatan Talkshow Edukatif bertema ‘Membangun Jakarta Bebas Bullying’ di Gedung DPRD DKI Jakarta. (Sumber: Dok. DDJP)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino menghadiri Talkshow Edukatif bertema ‘Membangun Jakarta Bebas Bullying’ di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat, 5 Desember 2025.

Ia berharap, kegiatan tersebut menjadi upaya memperkuat gerakan pencegahan perundungan terhadap anak di ibukota. Khususnya di lingkungan sekolah.

Acara itu menyoroti tiga pilar utama dalam memerangi perundungan. Yakni kesadaran (awareness), ketegasan dan sanksi, serta jaminan keamanan terhadap seluruh warga. Khususnya bagi anak dan remaja.

Wibi dalam sambutan menekankan, perlu kesamaan sudut pandang menyelesaikan persoalan bullying. Yaitu menyelesaikan dari akar masalah.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino. (Sumber: Dok. DDJP)

"Kita harus mempunyai satu sudut pandang yang sama untuk menyelesaikan masalah dari akarnya," ujar Wibi.

Dalam kegiatan itu hadir sejumlah narasumber dari jajaran Pemprov DKI. Di antaranya dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP), serta Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta.

Wibi berharap, para narasumber membedah secara komprehensif langkah-langkah penanganan perundungan. Mulai dari peningkatan awareness hingga penegakan aturan secara tegas.

Ia juga menegaskan, talkshow tidak boleh berhenti sebagai ruang diskusi tanpa tindak lanjut. "Selesai acara ini, kita ada satu kesimpulan bersama. Call to action. What to do next? Jadi bukan hanya sekadar ngomong-ngomong. Tapi ada sesuatu langkah konkret yang mau kita lakukan," tutur Wibi.

Tangani Bullying Secara Serius

Menurut Wibi, persoalan perundungan (bullying) di lingkungan sekolah kini menjadi perhatian serius.

Fenomena bullying sebagai gunung es. Kasus yang muncul ke permukaan hanya sebagian kecil dari kondisi yang sebenarnya.

Karena itu, lanjut Wibi, harus memperkuat langkah preventif secara komprehensif untuk menekan kasus bullying di sekolah.


Berita Terkait


News Update