Penyebab Kematian Dosen Untag Terungkap, Kasus Menyeret AKBP Basuki

Kamis 20 Nov 2025, 17:58 WIB
Ilustrasi penyebab kematian dosen muda Untag. (Sumber: Scene Clean)

Ilustrasi penyebab kematian dosen muda Untag. (Sumber: Scene Clean)

POSKOTA.CO.ID - Kasus kematian seorang dosen wanita Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang akhirnya memasuki babak baru. Setelah proses autopsi dilakukan, polisi mengungkap penyebab meninggalnya Dwinanda Linchia Levi (DLL), dosen muda Fakultas Hukum yang ditemukan tewas tanpa busana di sebuah kamar hotel di Semarang.

Temuan ini sekaligus menyeret nama seorang perwira polisi, AKBP Basuki, yang menjadi saksi kunci dalam kasus ini.

DLL ditemukan meninggal dunia pada Senin, 17 November 2025, di sebuah kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya, Semarang.

Saat ditemukan, kondisi tubuhnya tergeletak di lantai tanpa busana, dan terdapat darah pada bagian mulut serta hidung.

Baca Juga: Komite Hiburan Malam Sebut Raperda KTR Jakarta Berpotensi Timbulkan PHK Karyawan

Nama AKBP Basuki, seorang perwira Polda Jateng mencuat setelah diketahui bahwa dialah orang yang pertama kali menemukan jenazah dosen Untag tersebut. Ia juga disebut tinggal dalam satu rumah dengan korban.

Penyidik Bidang Propam Polda Jateng kemudian memeriksa Basuki secara intensif karena dianggap melanggar Kode Etik Polri.

“AKBP B dipatsus selama 20 hari, terhitung mulai 19 November hingga 8 Desember 2025 karena melanggar kode etik profesi Polri,” ujar Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Saiful Anwar.

Pelanggaran Etik dan Pemeriksaan AKBP Basuki

AKBP Basuki dijatuhi patsus (penempatan khusus) selama 20 hari, sejak 19 November hingga 8 Desember 2025. Pelanggaran etik yang dilakukan adalah tinggal seatap dengan DLL tanpa ikatan pernikahan.

Baca Juga: Debu Ganggu Warga, Lahan Perumahan di Depok Ditanami Tumbuhan

Saiful menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk penegakan aturan agar pemeriksaan berjalan objektif dan profesional.

Meski demikian, Basuki membantah memiliki hubungan khusus dengan DLL. Ia menyatakan hanya berempati dan membantu korban yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi serta kadar gula tidak stabil.

“Saya sudah tua, tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” ucap Basuki.

Basuki menjelaskan bahwa ia sempat mengantarkan korban ke rumah sakit karena sempat muntah-muntah pada Minggu sore.

Baca Juga: Aksi Buruh Tolak Kenaikan Upah Minimum 2026 Digeser Pekan Depan

“Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru kuning dan celana training,” tuturnya,

Hasil Autopsi: Pecah Jantung Akibat Aktivitas Berlebihan

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jateng kini menangani penyelidikan pidana kasus kematian dosen Untag tersebut.

Secara administratif, terungkap bahwa DLL dan AKBP Basuki tercatat dalam satu Kartu Keluarga, dengan alamat rumah yang sama.

Hasil autopsi sementara menunjukkan bahwa korban mengalami pecah jantung akibat aktivitas berlebihan sebelum ditemukan meninggal.

Baca Juga: Bersaing Cari Makan, Kelompok Pengamen Bersajam di Jakut Bentrok

“Kami tarik kasus ini ke Polda Jateng. Kami sedang bekerja melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah kasus ini ada pelanggaran dugaan tindak pidana atau tidak,” ujar Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio.

Namun, keluarga dan mahasiswa Untag mempertanyakan sejumlah kejanggalan, mulai dari kondisi jenazah hingga dugaan hilangnya barang-barang pribadi korban.

Desakan Keluarga dan Mahasiswa Untag

Ratusan mahasiswa Untag sempat mendatangi Polda Jateng untuk meminta transparansi terkait penanganan kasus ini. Mereka menilai banyak kejanggalan, antara lain:

  • Korban ditemukan tanpa busana
  • Saksi kunci adalah seorang perwira polisi berpangkat AKBP
  • Keduanya tercatat dalam satu KK
  • Dugaan barang pribadi korban hilang
  • Adanya jeda waktu lama sebelum laporan diterima kampus dan keluarga
  • Desakan agar polisi mengusut tuntas keberadaan dan peran AKBP Basuki di lokasi kejadian terus menguat.

Hingga kini kasus kematian dosen Untag ini masih dalam proses penyidikan pihak kepolisian.


Berita Terkait


News Update